Jual Buku Novel Seratus Tahun Kesunyian
Penulis: Gabriel Garcia Marquez
Penerbit: Bentang Pustaka, 2007
Tebal: 554 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok kosong
Novel ini mendapatkan penghargaan Italy's Chianciano Award, France's Prix de Meilleur Livre Etranger, Venezuela's Rómulo Gallegos Prize, dan the Books Abroad/Neustadt International Prize for Literature. Novel ini berada di tingkat teratas dari buku yang telah membentuk literature dunia selama 25 tahun berdasarkan survey dari komisi penulis international oleh jurnal literature global Wasafiri. Sedangkan penulisnya, García Márquez, mendapat gelar Honoris Causa dari Universitas Columbia di New York. Ia juga mendapatkan Nobel di bidang Sastra pada tahun 1982.
Seratus Tahun Kesunyian berkisah tentang Jose Arcadio Buendia yang membunuh Prudencio Aguilar karena ia mengejeknya impoten. Tak disangka – sangka hantu Prudencio terus muncul menyiksa Jose dengan rasa bersalah. Karenanya ia dan istrinya pun meninggalkan kampung mencari tempat tinggal baru. Sampailah mereka ke tempat yang sangat terpencil. Tempat baru mereka itu disebut Macondo.
Di Macondo pasangan Jose Arcadio Buendia dan Ursula Iguaran memiliki putra dan putri yaitu Jose Arcadio, Aureliano Buendia dan Amaranta. Macondo begitu terpencilnya hingga ia terputus dengan kehidupan luar. Satu – satunya yang sering mengunjungi Macondo adalah kelompok gypsy. Gypsy inilah yang mengenalkan berbagai produk teknologi dan membuat Jose Arcadio Buendia menjadi begitu tertarik dengannya.
Namun keterasingan Macondo tidak berlangsung lama. Kota kecil ini kemudian terhubung dengan kota – kota yang lain. Dan ternyata keterkaitan Macondo dengan kota lain ini merupakan awal bencana dari Macondo yang awalnya aman tentram. Tersiar kabar bahwa golongan liberal telah memutuskan berperang melawan golongan konservatif. Aureliano Buendia bersimpati dengan golongan liberal itu dan memutuskan berperang bersamanya. Ia pun mengangkat dirinya sendiri menjadi Kolonel.
Perang saudara tak terelakkan lagi. Kekejaman dan kebrutalan pemimpin Macondo semakin membuat daerah itu menjadi tidak menentu. Namun peperangan pun tidak berlaku selamanya. Perang berhenti dengan ditanda tanganinya perjanjian damai. Lepas dari peperangan yang menghancurkan, Macondo kembali dihantam permasalahan yang tak kalah dahsyatnya. Permasalahan yang akan membuat Macondo kembali menjadi kota sebagaimana asalnya dulu ketika ia baru dibangun oleh Jose Arcadio Buendia dan Ursula Iguaran. Apakah permasalahan yang dimaksud dan apa makna di balik judul Seratus Tahun Kesunyian dapat anda temukan di halaman – halaman buku ini.
Membaca Seratus Tahun Kesunyian akan mengingatkan kita pada kisah Nabi Adam dan Siti Hawa yang diusir dari surga karena telah melakukan dosa dengan memakan buah terlarang. Jose dan Iguaran berkelana ke daerah terpencil sebagaimana Adam dan Hawa harus hidup di bumi yang jauh dari kenikmatan.
Jose membangun kota yang nyaman hingga terjadi peperangan yang menghancurkan sebagaimana dunia yang awalnya tempat yang damai namun dalam gilirannya akan mengalami ketentraman hidup dan ketakutan perang. Akan berselang – seling antara kenyamanan dengan kegelisahan dan semua itu nantinya akan menjadikan dunia tempat kita hidup ini kembali menjadi tempat yang asing bahkan bagi kita sendiri yang telah menempatinya selama jutaan tahun.
Dinilai sebagai karya terbaik dan paling terkenal Garzia Marquez, Seratus Tahun Kesunyian mengisahkan perjalanan seratus tahun kehidupan Macondo, sebuah desa yang didirikan oleh José Arcadio Buendía, setelah meninggalkan desanya akibat konflik aneh dengan hantu dari seseorang yang telah ia bunuh dengan tombak. Kehidupan seratus tahun di Macondo ini berpilin di seputar rumah besar dinasti Buendia, yang menurunkan banyak individu dengan “kegilaan” masing-masing.
Novel dengan nuansa komikal sekaligus tragis ini juga disebut sebagai novel politik khas benua Amerika, sebuah konflik dan situasi politik yang kaya dengan aspek kultural dan individu-individu yang mungkin.
Kisah panjang yang ajaib ini menampilkan kompleksitas kehidupan manusia: ibu rumah tangga yang luar biasa, pemikir dan kehidupannya yang mengatasi zaman, kejayaan dan kesunyian serdadu, insomnia dan amnesia, dan nuansa-nuansa magis yang menyelimuti dinasti Buendia.
"Sekelompok petualang mendirikan sebuah desa di tengah hutan di Amerika Selatan. Peristiwa ini menandai awal dari sebuah dunia, sebuah keluarga besar, seabad kejadian-kejadian luar biasa, dan sebuah novel yang sangat memikat."
—The Times
"Anda keluar dari novel ini seperti bangun dari mimpi, dengan pikiran puncak … di mana Garzía Márquez naik ke atas panggung bersama Günter Grass dan Vladimir Nabokov, hasratnya sekuat imajinasinya, dengan fatalisme lebih besar dari pada keduanya. Mengagumkan."
—New York Times