Jual Buku Gugur Merah: Sehimpunan Puisi Lekra Harian Rakjat (1950-1965)
Judul: Gugur Merah: Sehimpunan Puisi Lekra Harian Rakjat (1950-1965)
Penyusun: Muhidin M. Dahlan & Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Penerbit: Merakesumba, 2008
Tebal: 966 halaman (hardcover, ukuran besar)
Kondisi: Baru (bagus)
Harga: Rp. 400.000 (blm ongkir)
Order: SMS 085225918312
Dalam tradisi kesusastraan Lekra, puisi menempati tempat yang istimewa. Bahkan lebih istimewa ketimbang novel. Puisi lekra pernah menjadi produk kebudayaan satu-satunya yang dipersembahkan oleh delegasi sastrawan Indonesia untuk Konferensi Sastrawan Asia-Afrika II di Kairo.
Dan nyaris seluruh pucuk pimpinan Lekra dan PKI membuat puisi dengan kadar kualitas yang berbeda-beda tentunya, seperti DN Aidit, Njoto, dan Sudisman.
Himpunan puisi ini berisi sekira 450 puisi dari 111 penyair Lekra yang nama dan puisinya terekam di lembar kebudayaan Harian Rakjat sepanjang 15 tahun (1950-1965).
ISI PUISI
A Qadar
Panen ~ 34
Riak Batanghari ~ 36
Aan
Pertemuan antara Kawan ~ 40
Achmad Jacub
Amanat ~ 42
Sebuah Kisah dari Wuhan ~ 44
Prahara ~ 46
Menerjang Maut ~ 47
Ahmady Hamid
Kehadiran sekarang ~ 50
Sungai Dadap ~ 51
Sungai Kepajang ~ 52
Sungai Lebah ~ 53
Sungai Paham ~ 54
Achmedya Tatang
Musim paceklik ~ 56
Agam Wispi
Rosenberg ~ 60
Orang-orang Lorong ~ 62
Antara seniman ~ 64
Perempuan Menangis di Pinggir Jalan ~ 65
Perjalanan ~ 66
Semalam ~ 67
Ibukotaku Sayang ~ 68
Melalui Pintu Terbuka ~ 69
Curang ~ 72
Kepada Pelaut ~ 73
Oktober ~ 74
Sekolah kita ~ 75
Corat-coret dinding ~ 76
Kesedihan ~ 77
Suara dari Piano ~ 78
Jakarta Oi Jakarta ~ 79
Jika Kau Sudah Besar, Jutta ~ 81
Tangan Seorang Buruh Batu Arang ~ 83
Kongres ~ 85
Demokrasi ~ 86
Praha ~ 87
Dago ~ 89
Harian Rakjat ~ 90
Selamat Kembali, Manusia Pertama ~ 91
Kongres ke-22 ~ 94
Rumput-rumput Morokrambangan ~ 95
Tidak Akan Pernah ~ 98
Kisah Tukang Obat Kebudayaan ~ 106
Surat Petani Mat Asan ~ 109
Berdebur Ombak Berdebur ~ 111
Keluarga Kelasi ~ 113
Menyusur Tondano ~ 114
Pahlawan Munafik ~ 115
Pengungsi ~ 117
Perahu Pinisi Tak Boleh Merapat ~ 118
Pertemuan Didanau ~ 119
Ular ~ 121
Surabaya ~ 122
Lagu Hidup ~ 132
Impresi thanh-hoa ~ 133
Tangan Seorang Buruh Batu-arang ~135
Agus Muhadi
Ada Cerita Manis di Gurun Kering ~ 138
Alit Dharmasadhu
Berangkat ~ 142
Aly Ibrahim S.
Dari Sana Sini ~ 144
Amarzan Ismail Hamid
Asahan ~ 148
Jawab yang Kesekian ~ 150
Kepada Perdamaian ~ 151
Percakapan ~ 153
Salam ~ 155
Danau Timur ~ 156
Kuil Nirwana ~ 157
Mimpi ~ 158
Pagoda ~ 159
Penyair ~ 160
Telaga ~ 161
Kuil Nirwana dan Mimpi ~ 162
Kuil Nirwana ~ 164
Boyolali ~ 165
Lagu Selamat Datang Seorang Kayan ~ 168
Ambia
Orang yang Sendiri ~ 172
Andang CY
Buruh ~ 176
Annas HC.
Daerah perlawanan ~ 178
AS. Rahman Hadi
Kelahiran ~ 182
Menyongsong Pagi yang Cemerlang ~ 184
Selamat Jalan Barisan ~ 186
Jangkauan ~ 188
Nyanyian Tanah yang Dilepas ~ 189
Arus ~ 191
Kediaman ~ 192
Masalah ~ 193
November 1961 ~ 194
Yang Kita Wariskan ~ 196
Jakarta ~ 197
Lebih Rapatkan Barisan ~ 198
Selamat Jalan Barisan ~ 199
Sayup Senja ~ 201
Sebuah Peringatan ~ 202
A.T. Khoswara
Penyair dari Desa ~ 204
A. Akbar
Nelayan Dilaut Menggarang ~ 208
Sentuhan Subuh ~ 210
Anak Merdeka ~ 212
Ibu, Anakmukah itu? ~ 213
Pantai Perak ~ 215
Yang akan Berlayar ~ 216
B. Kemala
Pernyataan ~ 218
Basudewa
Paman Ho Tiba ~ 222
Sekeping Roti ~ 223
Benni Cung
Cilangkap ~ 226
Selamat Pagi ~ 228
Yang Tegak dengan Berani ~ 230
Isola ~ 231
Pada Sebidang Tanah ~ 233
Keinginan Anak Lelaki ~ 234
Seorang Gadis Sentani ~ 235
Anak Balim di Sukarnapura ~ 236
Balim ~ 237
Perhitungan ~ 238
Perjuangan ~ 239
Selamat Tinggal Selamat Berjumpa ~ 240
Yankee Go Home! ~ 241
Laporan ~ 242
Boejoeng Saleh
Leningrad ~ 244
Pungguk dan Gerilyawan di Rimba Kaltara ~ 245
Salindjirim Seorang Pengungsi ~ 247
Elegi Gadis Vietsel ~ 249
BS. Widjaja
Kalian Duta Perdamaian ~ 252
Budhi Santosa Djajadisastra
Ketahon – Suatu Titik Balik ~ 254
Musimsemi ~ 255
Rindu ~ 256
Bumi Membara ~ 257
Budiman Sudarsono
Ibu, Aku Teken Sukarelawan ~ 260
Busjari Latif
Kelahiranmu ~ 264
Kepada Partai ~ 265
Chalik Hamid SR.
Bangkit ~ 268
Tak Terpatahkan ~ 269
Dharmawati
Rindu ~ 272
Vietnam ~ 274
Selangkah Lagi ~ 275
Bukit Wladimirski ~ 277
Barisan ~ 278
Dialektika ~ 279
Dipulau ~ 280
Melepas Rindu ~ 281
Pertemuan ~ 282
Dia Datang ~ 283
Djuanda
Selamat-Tinggal ~ 286
D.N. Aidit
Hanya Inilah Jalannya ~ 288
Sekarang Ia Sudah Dewasa ~ 289
Yang Mati Hidup Kembali ~ 290
Kidung Dobrak Salahurus ~ 291
Sepeda Butut ~ 292
Untukmu Pahlawan Tani ~ 293
Tugas Partai ~ 295
Ziarah ke Makam Usani ~ 297
Jauhilah Imperialis AS ~ 299
Dodong Djiwapradja
Tantangan ~ 302
Pemandangan dari Jendela ~ 303
Eddy Soetomo GS.
Untuk Aidit ~ 306
Effendi Soeharmo
Berlomba di HR Muda ~ 308
Eka Rahendra S.
Harihari Didesa ~ 310
Hari Kedua Didesa ~ 311
Hari Ketiga Didesa ~ 313
Erlys
Djula Djuli ~ 316
Prajurit Bertugas Malam ~ 317
F.L. Risakotta
Antara Hati dan Hari ~ 320
Pergilah ~ 322
Datang ~ 324
Terdampar ~ 325
Tatapkan Mata ~ 327
Balada Rakyat Indonesia ~ 328
Dibawah Lampu ~ 333
Sampan ~ 334
Sungai Mutiara ~ 336
Chigan ~ 337
Puisi Ulangtahun ~ 338
Dua Penyanyi ~ 339
Kami yang Berhenti ~ 340
Persahabatan Kekal Abadi ~ 341
Setiakawan Kami ~ 342
Tukang Arang ~ 343
Kaumtani Sungai Tanu ~ 344
Ombak Pariaman ~ 346
Gerilya Payakumbuh ~ 348
Salam Seorang Prajurit ~ 350
Senja Turun di Asahan ~ 352
G.S. Sudarmo
Bungasuci Ibupertiwi ~ 356
Habibbur Rahman
Nyanyian Kemerdekaan 1951 ~ 358
Hersat Sudijono
Kepada Pahlawan Partai ~ 362
Hidajat Sastramuljana IW
Dikaki Gunung Slamet ~ 364
Jembrana ~ 365
HR. Bandaharo
Seorang Komunis Datang ~ 366
Bicara Kepada Orang-orang yang Hidup ~ 367
Ayunan Cangkul ~ 374
Dia yang Mati Dibunuh ~ 376
Nama yang Hanyut ~ 378
Sesudah Panmunjom ~ 379
Dimana-mana Bunga Menjadi Mekar ~ 380
Djuhainah Masih Bernyanyi ~ 382
Sepercik Api Membakar ~ 383
Remaja Abadi, Tetap Seorang Guru ~ 385
Rapat Mengganyang 7 Setan ~ 388
Nyanyian Kemerdekaan ~ 390
Hidup dan Mati ~ 392
Menempuh Jalan Rakyat ~ 394
Vietnam ~ 397
I.S. Widjaja
Dapatkah Puas? ~ 400
Imam Sudjono
Keberangkatan Seorang Pahlawan ~ 402
J.G.A. Putu Sinden
Rindu Damai ~ 404
Karjono
Terang dan Suram ~ 406
Kasiman Wijaya
Sukarelawan ~ 408
Klara Akustia
Persatuan ~ 410
Vietnam ~ 412
12 November ~ 413
Mars Ke Sosialisme ~ 414
Konsepsi Bung Karno ~ 416
Ultimatum ~ 417
Orang-orang Baru dari Subang ~ 418
Rancang "Egom" ~ 419
Koe Iramanto
Raja-sehari ~ 422
Kesanggupan dan Kelahiran ~ 424
Aminahdjamil ~ 426
Sayup Senja ~ 427
Penempa Batumerah ~ 428
Sungaitarab ~ 439
Vivere Pericoloso ~ 430
Kuslan Budiman
Ganyang Setan Pitu ~ 434
Kadangku Penari Bali ~ 435
Salam, Bung Njoto ~ 436
Sumpah ~ 437
Anak Komunis ~ 438
Kader ~ 439
Setelah Teror Putih ~ 440
Pengadilan ~ 441
Kusni Sulang
Parapemukat di Katingan ~ 444
Nyanyian Pandak bagi Reseda XVIII ~ 446
Elegi ~ 447
Balada Seekor Tekukur ~ 449
Bukan Janji ~ 450
Kabut ~ 451
Mereka Takkan Mundur ~ 452
Merekapun Anak Revolusi ~ 453
Penjara takkan Bisa Memadamkan Aksi ~ 457
Cerita dari Cucukan ~ 458
Merayakan Kemerdekaan ~ 461
Seorang Prajurit kepada Panglimanya ~ 463
Dari Pedalaman Jawa ~ 465
Lagu Tahun Baru ~ 467
Panji ~ 469
Teruskan Aksi ~ 471
Menjaga Tanahair ~ 475
Catatan dalam Kereta Perjalanan ~ 477
Jangan Orang Berpangku Tangan ~ 479
Lelonokaryani
Tentang Cinta ~ 482
Selat Bali ~ 484
Jakarta ~ 485
Catatan Buat Anakku Ninik Fendini ~ 487
Hancurlah Imperialis AS! ~ 489
M.A. Arsjad
Sajak untuk Adik Gadis Tani ~ 492
Petani-petani Tanatoraja ~ 494
M.A. Simandjutak
Salam Penyair ~ 498
Perpisahan ~ 499
Banteng Menyerang ~ 501
Percikan Api Kemerdekaan ~ 502
M.S. Ashar
Kepada Paman Ho ~ 508
Machfud
Irak ~ 512
Masran H.A.
Nelayan ~ 514
Mohd. Hanafiah
Kepada Partai ~ 516
Mukhtar Siddiqul
Desa Tinggal ~ 520
Muljono
Kemarau ‘62 ~ 524
Muslimin Jasin
Enam Baik ~ 528
N.B. Negara
Sajak Prancak ~ 530
Nanda Sugijono
HR 6 Tahun ~ 532
Njoto
Tahun Baru ~ 534
Catatan Peking ~ 535
Jangtoe ~ 537
Yenan ~ 539
Shanghai ~ 541
Merah Kesumba ~ 543
Variasi Haiku ~ 544
Variasi Cak ~ 546
Pertemuan di Paris ~ 547
Nora
Kami datang ~ 550
Nurfauzi
Catatan 1959 ~ 552
OI Maya
Cukuplah Engkau Menderita ~ 556
Piek Ardijanto Supriadi
Orang-orang Lapar ~ 558
Pinora Gangga
Bali ~ 560
Propatria
Bacakan Keyakinan ~ 562
Putu Oka
Bali ~ 564
Dia …. Buruh ~ 565
Hidup ~ 566
Jogjakarta ~ 567
Kota ~ 568
Menanti Hari Tiba ~ 569
Bali ~ 571
Catatan Sejarah ~ 573
Dikaki-kaki Tangkubanprahu ~ 574
Berita dari Buleleng ~ 576
Mereka Matahari ~ 578
Surat-surat ~ 581
Catatan dari Serang ~ 583
Jakarta ~ 584
Ratnasih
Lagu Juang Wanita Sejati ~ 586
Risa
Hadiah Tahun Baru 1962 ~ 590
Rivai Apin
Sebagian telah Didapat ~ 594
Roemandung Drastia Em
Darah Merah Diwajah Duka ~ 598
Nyanyian Malam ~ 600
Roosman Hadisiswojo
Kecintaan ~ 604
Catatan Berharga ~ 605
Lima Kota ~ 608
Pacitan ~ 610
Ros SB
Kecintaan ~ 614
Kiprah ~ 615
Ayolah Panglima ~ 617
Lautan ~ 619
Patahkan Belenggu ~ 620
Sendja Dikala Turba ~ 621
RS
Pesta ~ 624
Aku Ingin Sehat dan Cerdas ~ 625
Rumambi
Ode Atas Diserobotnya Gedung Provcom PKI Sumatra Tengah oleh Dewan Banteng ~ 628
Disana Rizal ~ 630
Prajurit Luka ~ 631
Sebuah Sarenade ~ 632
Lagu ~ 634
Hati yang Gelisah ~ 636
Bagi Selembar Tanah ~ 637
Kepada Partai ~ 641
Malam Menjelang Pagi ~ 643
Harga Kayu Jati ~ 644
S. Rukiah Kertapati
Anak Buruh ~ 648
Tiongkok Sahabat ~ 650
Wu Han ~ 653
S. Abdullah
Pada Akhirnya ~ 656
S. Anantaguna
Surat dari Buruh ~ 658
Penarik Pedati ~ 660
Kisah dari Daerah ~ 662
Demokrasi ~ 664
Potret Seorang Komunis ~ 665
Ibukota Gerilya ~ 666
Desa Tuan Markaban ~ 667
Lagu Anak Desa ~ 668
Petani Gunung ~ 669
Petani Pulang dari Bui ~ 670
Aurora ~ 672
Pulang Kerja ~ 673
Ulangtahun Express ~ 674
Ayo Bung ke Irian ~ 675
Sindanglaut ~ 676
Marx Dihatiku dan di Kuba ~ 677
Terlalu ~ 680
Semua Merapatkan Barisan ~ 682
Prajurit Penghubung ~ 684
Prajurit ~ 685
Yang Tidak Terlupakan ~ 686
Kemerdekaan ~ 687
Dikekang Berkobar, Dibasmi Tak Surut ~ 688
S. Hadi
Menyambut Kongres Perdamaian ~ 690
Malam Menjelang Tahun Baru ~ 691
Bandung ~ 692
Laut Pasang ~ 693
Ayahku ~ 695
Malam sunyi ~ 696
S. Romzah
Kami Tiada Punya Tanah ~ 698
S.M. Tono
Ballada Seorang Prajurit dan Sanijem ~ 700
S.W. Kuncahjo
Maju Laju ke Kemenangan Baru!! ~ 704
Untuk Pollier dan Deceyter ~ 706
Hati dan Bunga untuk Nikita ~ 708
Fajar di Pala ~ 710
Moskwa – Jakarta ~ 711
Semalam di Bombay ~ 712
Hari Lahirnya ke 140 ~ 714
Dari Daerah Dimana Darah Pernah Tertumpah ~ 716
Hari-hari Bersejarah ~ 718
Si Mungil Berbaju Merah ~ 720
Yang Tak Tergoyahkan ~ 722
Suatu Cermin ~ 725
Jangan Kauhina ~ 726
Suatu Tuntutan ~ 728
Perpisahan ~ 730
Suatu Malam ~ 731
Bila Engkau Bertanya ~ 733
Kepada Partai ~ 735
Polisi dan Rakyat ~ 737
Samiran Harsono
Api Tanjung Morawa ~ 740
Tanah Garapan ~ 742
Sartono
In memoria Tran Van Dang ~ 746
Hati Djangan Dibatas Malam ~ 748
Serma Soegeng
Untuk Pahlawan Tani ~ 752
Siti Romzah
Pemain Angklung ~ 756
Sitor Situmorang
Aksi Boikot ~ 758
Setiakawan A – A ~ 759
Anak Zaman ~ 760
Pesan 3 Petani Boyolali ~ 761
Lagu-lagu Tiongkok Baru ~ 763
Makan Roti Komune ~ 765
Surat dari Tiongkok untuk Retni ~ 767
Udara Pagi di Peking ~ 769
Sjariffuddin Tandjung
Lagu ~ 772
SK. Muljadi
Diri dan Dunia ~ 774
Lambang dan Batas ~ 776
Slamet Atmoredjo
Dana Tak Bertujuan ~ 780
Di Benteng Laut Bakau Kecil ~ 782
Padi yang Lenyap ~ 784
Sobron Aidit
Cerita sepeda tua ~ 788
Indonesia – Vietnam ~ 790
Aku dan keyakinan ~ 791
Aku dan Partai ~ 792
Diam dan Terbakar ~ 793
Kepada Kawan ~ 795
Pensiunan Buruh Tambang ~ 797
Sofian DK.
Bagi Adik ~ 800
Sudisman
Juang Komunis ~ 802
Junjung Komunis ~ 803
Bedilpacul Ditangan ~ 804
Kumandang Tripanji Partai ~ 805
Lambaian Tripanji Bangsa ~ 806
Lima Sajak Dilaga Kongres Tujuh Itulah Arah ~ 807
Tunaikan Lima Lebih ~ 809
Sugiarti Siswadi
Kepada Sahabat Asia-Afrika ~ 812
Kasih Bersemi ~ 814
Lagu ~ 815
Sukarno A.M.
Menyambut Masa Depan ~ 818
Pilihan ~ 820
Sunarto
Catatan Hari Ini ~ 822
Sutikno WS.
Kerja ~ 826
Hermanus o Hermanus ~ 827
Kami Muda ~ 829
Kepada Anakku ~ 830
Bandung ~ 831
Menjanjikan Partai ~ 832
Ngalihan ~ 833
Lagu Pujaan ~ 834
Salam ~ 835
Keyakinan ~ 836
Tunggu Hari Akhirmu Yankee ~ 837
Ode Kemerdekaan ~ 839
T. Iskandar A.S.
Subang ~ 844
Tarjadi
Tak Ada Perpisahan ~ 846
Thaib Adamy
Pasti Datang ~ 848
Tak Padam ~ 849
Burang Tudjah ~ 850
Tujuh Setan Desa ~ 852
Timbul Darminto
Pagi Didesa ~ 860
Penyelesaian ~ 861
Tjarakarakjat
Ya, Mustaza ~ 864
Toemini
Kita Senantiasa Berjuang ~ 868
Toga Tambunan
Api Juang Menjulang Didesa ~ 872
Pernyataan ~ 874
Merah Darah Agung ~ 875
Tohaga
Tafakkur kepada Lenin ~ 878
Umar Abusja
Pahlawan Kepayang ~ 882
Siksa ~ 883
Urang Ketek Nan Sati
Pantun Nasehat ~ 886
Utuy Tatang Sontani
Peking ~ 888
Wuldrian
Untuk Kawan Utusan Solo di Konggres Veteran ~ 890
Z. Afif
Jangan Tanya Nama ~ 894
Penyair ~ 895
Perlawanan ~ 896
Penyusun: Muhidin M. Dahlan & Rhoma Dwi Aria Yuliantri
Penerbit: Merakesumba, 2008
Tebal: 966 halaman (hardcover, ukuran besar)
Kondisi: Baru (bagus)
Harga: Rp. 400.000 (blm ongkir)
Order: SMS 085225918312
Dalam tradisi kesusastraan Lekra, puisi menempati tempat yang istimewa. Bahkan lebih istimewa ketimbang novel. Puisi lekra pernah menjadi produk kebudayaan satu-satunya yang dipersembahkan oleh delegasi sastrawan Indonesia untuk Konferensi Sastrawan Asia-Afrika II di Kairo.
Dan nyaris seluruh pucuk pimpinan Lekra dan PKI membuat puisi dengan kadar kualitas yang berbeda-beda tentunya, seperti DN Aidit, Njoto, dan Sudisman.
Himpunan puisi ini berisi sekira 450 puisi dari 111 penyair Lekra yang nama dan puisinya terekam di lembar kebudayaan Harian Rakjat sepanjang 15 tahun (1950-1965).
ISI PUISI
A Qadar
Panen ~ 34
Riak Batanghari ~ 36
Aan
Pertemuan antara Kawan ~ 40
Achmad Jacub
Amanat ~ 42
Sebuah Kisah dari Wuhan ~ 44
Prahara ~ 46
Menerjang Maut ~ 47
Ahmady Hamid
Kehadiran sekarang ~ 50
Sungai Dadap ~ 51
Sungai Kepajang ~ 52
Sungai Lebah ~ 53
Sungai Paham ~ 54
Achmedya Tatang
Musim paceklik ~ 56
Agam Wispi
Rosenberg ~ 60
Orang-orang Lorong ~ 62
Antara seniman ~ 64
Perempuan Menangis di Pinggir Jalan ~ 65
Perjalanan ~ 66
Semalam ~ 67
Ibukotaku Sayang ~ 68
Melalui Pintu Terbuka ~ 69
Curang ~ 72
Kepada Pelaut ~ 73
Oktober ~ 74
Sekolah kita ~ 75
Corat-coret dinding ~ 76
Kesedihan ~ 77
Suara dari Piano ~ 78
Jakarta Oi Jakarta ~ 79
Jika Kau Sudah Besar, Jutta ~ 81
Tangan Seorang Buruh Batu Arang ~ 83
Kongres ~ 85
Demokrasi ~ 86
Praha ~ 87
Dago ~ 89
Harian Rakjat ~ 90
Selamat Kembali, Manusia Pertama ~ 91
Kongres ke-22 ~ 94
Rumput-rumput Morokrambangan ~ 95
Tidak Akan Pernah ~ 98
Kisah Tukang Obat Kebudayaan ~ 106
Surat Petani Mat Asan ~ 109
Berdebur Ombak Berdebur ~ 111
Keluarga Kelasi ~ 113
Menyusur Tondano ~ 114
Pahlawan Munafik ~ 115
Pengungsi ~ 117
Perahu Pinisi Tak Boleh Merapat ~ 118
Pertemuan Didanau ~ 119
Ular ~ 121
Surabaya ~ 122
Lagu Hidup ~ 132
Impresi thanh-hoa ~ 133
Tangan Seorang Buruh Batu-arang ~135
Agus Muhadi
Ada Cerita Manis di Gurun Kering ~ 138
Alit Dharmasadhu
Berangkat ~ 142
Aly Ibrahim S.
Dari Sana Sini ~ 144
Amarzan Ismail Hamid
Asahan ~ 148
Jawab yang Kesekian ~ 150
Kepada Perdamaian ~ 151
Percakapan ~ 153
Salam ~ 155
Danau Timur ~ 156
Kuil Nirwana ~ 157
Mimpi ~ 158
Pagoda ~ 159
Penyair ~ 160
Telaga ~ 161
Kuil Nirwana dan Mimpi ~ 162
Kuil Nirwana ~ 164
Boyolali ~ 165
Lagu Selamat Datang Seorang Kayan ~ 168
Ambia
Orang yang Sendiri ~ 172
Andang CY
Buruh ~ 176
Annas HC.
Daerah perlawanan ~ 178
AS. Rahman Hadi
Kelahiran ~ 182
Menyongsong Pagi yang Cemerlang ~ 184
Selamat Jalan Barisan ~ 186
Jangkauan ~ 188
Nyanyian Tanah yang Dilepas ~ 189
Arus ~ 191
Kediaman ~ 192
Masalah ~ 193
November 1961 ~ 194
Yang Kita Wariskan ~ 196
Jakarta ~ 197
Lebih Rapatkan Barisan ~ 198
Selamat Jalan Barisan ~ 199
Sayup Senja ~ 201
Sebuah Peringatan ~ 202
A.T. Khoswara
Penyair dari Desa ~ 204
A. Akbar
Nelayan Dilaut Menggarang ~ 208
Sentuhan Subuh ~ 210
Anak Merdeka ~ 212
Ibu, Anakmukah itu? ~ 213
Pantai Perak ~ 215
Yang akan Berlayar ~ 216
B. Kemala
Pernyataan ~ 218
Basudewa
Paman Ho Tiba ~ 222
Sekeping Roti ~ 223
Benni Cung
Cilangkap ~ 226
Selamat Pagi ~ 228
Yang Tegak dengan Berani ~ 230
Isola ~ 231
Pada Sebidang Tanah ~ 233
Keinginan Anak Lelaki ~ 234
Seorang Gadis Sentani ~ 235
Anak Balim di Sukarnapura ~ 236
Balim ~ 237
Perhitungan ~ 238
Perjuangan ~ 239
Selamat Tinggal Selamat Berjumpa ~ 240
Yankee Go Home! ~ 241
Laporan ~ 242
Boejoeng Saleh
Leningrad ~ 244
Pungguk dan Gerilyawan di Rimba Kaltara ~ 245
Salindjirim Seorang Pengungsi ~ 247
Elegi Gadis Vietsel ~ 249
BS. Widjaja
Kalian Duta Perdamaian ~ 252
Budhi Santosa Djajadisastra
Ketahon – Suatu Titik Balik ~ 254
Musimsemi ~ 255
Rindu ~ 256
Bumi Membara ~ 257
Budiman Sudarsono
Ibu, Aku Teken Sukarelawan ~ 260
Busjari Latif
Kelahiranmu ~ 264
Kepada Partai ~ 265
Chalik Hamid SR.
Bangkit ~ 268
Tak Terpatahkan ~ 269
Dharmawati
Rindu ~ 272
Vietnam ~ 274
Selangkah Lagi ~ 275
Bukit Wladimirski ~ 277
Barisan ~ 278
Dialektika ~ 279
Dipulau ~ 280
Melepas Rindu ~ 281
Pertemuan ~ 282
Dia Datang ~ 283
Djuanda
Selamat-Tinggal ~ 286
D.N. Aidit
Hanya Inilah Jalannya ~ 288
Sekarang Ia Sudah Dewasa ~ 289
Yang Mati Hidup Kembali ~ 290
Kidung Dobrak Salahurus ~ 291
Sepeda Butut ~ 292
Untukmu Pahlawan Tani ~ 293
Tugas Partai ~ 295
Ziarah ke Makam Usani ~ 297
Jauhilah Imperialis AS ~ 299
Dodong Djiwapradja
Tantangan ~ 302
Pemandangan dari Jendela ~ 303
Eddy Soetomo GS.
Untuk Aidit ~ 306
Effendi Soeharmo
Berlomba di HR Muda ~ 308
Eka Rahendra S.
Harihari Didesa ~ 310
Hari Kedua Didesa ~ 311
Hari Ketiga Didesa ~ 313
Erlys
Djula Djuli ~ 316
Prajurit Bertugas Malam ~ 317
F.L. Risakotta
Antara Hati dan Hari ~ 320
Pergilah ~ 322
Datang ~ 324
Terdampar ~ 325
Tatapkan Mata ~ 327
Balada Rakyat Indonesia ~ 328
Dibawah Lampu ~ 333
Sampan ~ 334
Sungai Mutiara ~ 336
Chigan ~ 337
Puisi Ulangtahun ~ 338
Dua Penyanyi ~ 339
Kami yang Berhenti ~ 340
Persahabatan Kekal Abadi ~ 341
Setiakawan Kami ~ 342
Tukang Arang ~ 343
Kaumtani Sungai Tanu ~ 344
Ombak Pariaman ~ 346
Gerilya Payakumbuh ~ 348
Salam Seorang Prajurit ~ 350
Senja Turun di Asahan ~ 352
G.S. Sudarmo
Bungasuci Ibupertiwi ~ 356
Habibbur Rahman
Nyanyian Kemerdekaan 1951 ~ 358
Hersat Sudijono
Kepada Pahlawan Partai ~ 362
Hidajat Sastramuljana IW
Dikaki Gunung Slamet ~ 364
Jembrana ~ 365
HR. Bandaharo
Seorang Komunis Datang ~ 366
Bicara Kepada Orang-orang yang Hidup ~ 367
Ayunan Cangkul ~ 374
Dia yang Mati Dibunuh ~ 376
Nama yang Hanyut ~ 378
Sesudah Panmunjom ~ 379
Dimana-mana Bunga Menjadi Mekar ~ 380
Djuhainah Masih Bernyanyi ~ 382
Sepercik Api Membakar ~ 383
Remaja Abadi, Tetap Seorang Guru ~ 385
Rapat Mengganyang 7 Setan ~ 388
Nyanyian Kemerdekaan ~ 390
Hidup dan Mati ~ 392
Menempuh Jalan Rakyat ~ 394
Vietnam ~ 397
I.S. Widjaja
Dapatkah Puas? ~ 400
Imam Sudjono
Keberangkatan Seorang Pahlawan ~ 402
J.G.A. Putu Sinden
Rindu Damai ~ 404
Karjono
Terang dan Suram ~ 406
Kasiman Wijaya
Sukarelawan ~ 408
Klara Akustia
Persatuan ~ 410
Vietnam ~ 412
12 November ~ 413
Mars Ke Sosialisme ~ 414
Konsepsi Bung Karno ~ 416
Ultimatum ~ 417
Orang-orang Baru dari Subang ~ 418
Rancang "Egom" ~ 419
Koe Iramanto
Raja-sehari ~ 422
Kesanggupan dan Kelahiran ~ 424
Aminahdjamil ~ 426
Sayup Senja ~ 427
Penempa Batumerah ~ 428
Sungaitarab ~ 439
Vivere Pericoloso ~ 430
Kuslan Budiman
Ganyang Setan Pitu ~ 434
Kadangku Penari Bali ~ 435
Salam, Bung Njoto ~ 436
Sumpah ~ 437
Anak Komunis ~ 438
Kader ~ 439
Setelah Teror Putih ~ 440
Pengadilan ~ 441
Kusni Sulang
Parapemukat di Katingan ~ 444
Nyanyian Pandak bagi Reseda XVIII ~ 446
Elegi ~ 447
Balada Seekor Tekukur ~ 449
Bukan Janji ~ 450
Kabut ~ 451
Mereka Takkan Mundur ~ 452
Merekapun Anak Revolusi ~ 453
Surat dari Kraguman ~ 454
Penjara takkan Bisa Memadamkan Aksi ~ 457
Cerita dari Cucukan ~ 458
Merayakan Kemerdekaan ~ 461
Seorang Prajurit kepada Panglimanya ~ 463
Dari Pedalaman Jawa ~ 465
Lagu Tahun Baru ~ 467
Panji ~ 469
Teruskan Aksi ~ 471
Menjaga Tanahair ~ 475
Catatan dalam Kereta Perjalanan ~ 477
Jangan Orang Berpangku Tangan ~ 479
Lelonokaryani
Tentang Cinta ~ 482
Selat Bali ~ 484
Jakarta ~ 485
Catatan Buat Anakku Ninik Fendini ~ 487
Hancurlah Imperialis AS! ~ 489
M.A. Arsjad
Sajak untuk Adik Gadis Tani ~ 492
Petani-petani Tanatoraja ~ 494
M.A. Simandjutak
Salam Penyair ~ 498
Perpisahan ~ 499
Banteng Menyerang ~ 501
Percikan Api Kemerdekaan ~ 502
M.S. Ashar
Kepada Paman Ho ~ 508
Machfud
Irak ~ 512
Masran H.A.
Nelayan ~ 514
Mohd. Hanafiah
Kepada Partai ~ 516
Mukhtar Siddiqul
Desa Tinggal ~ 520
Muljono
Kemarau ‘62 ~ 524
Muslimin Jasin
Enam Baik ~ 528
N.B. Negara
Sajak Prancak ~ 530
Nanda Sugijono
HR 6 Tahun ~ 532
Njoto
Tahun Baru ~ 534
Catatan Peking ~ 535
Jangtoe ~ 537
Yenan ~ 539
Shanghai ~ 541
Merah Kesumba ~ 543
Variasi Haiku ~ 544
Variasi Cak ~ 546
Pertemuan di Paris ~ 547
Nora
Kami datang ~ 550
Nurfauzi
Catatan 1959 ~ 552
OI Maya
Cukuplah Engkau Menderita ~ 556
Piek Ardijanto Supriadi
Orang-orang Lapar ~ 558
Pinora Gangga
Bali ~ 560
Propatria
Bacakan Keyakinan ~ 562
Putu Oka
Bali ~ 564
Dia …. Buruh ~ 565
Hidup ~ 566
Jogjakarta ~ 567
Kota ~ 568
Menanti Hari Tiba ~ 569
Bali ~ 571
Catatan Sejarah ~ 573
Dikaki-kaki Tangkubanprahu ~ 574
Berita dari Buleleng ~ 576
Mereka Matahari ~ 578
Surat-surat ~ 581
Catatan dari Serang ~ 583
Jakarta ~ 584
Ratnasih
Lagu Juang Wanita Sejati ~ 586
Risa
Hadiah Tahun Baru 1962 ~ 590
Rivai Apin
Sebagian telah Didapat ~ 594
Roemandung Drastia Em
Darah Merah Diwajah Duka ~ 598
Nyanyian Malam ~ 600
Roosman Hadisiswojo
Kecintaan ~ 604
Catatan Berharga ~ 605
Lima Kota ~ 608
Pacitan ~ 610
Ros SB
Kecintaan ~ 614
Kiprah ~ 615
Ayolah Panglima ~ 617
Lautan ~ 619
Patahkan Belenggu ~ 620
Sendja Dikala Turba ~ 621
RS
Pesta ~ 624
Aku Ingin Sehat dan Cerdas ~ 625
Rumambi
Ode Atas Diserobotnya Gedung Provcom PKI Sumatra Tengah oleh Dewan Banteng ~ 628
Disana Rizal ~ 630
Prajurit Luka ~ 631
Sebuah Sarenade ~ 632
Lagu ~ 634
Hati yang Gelisah ~ 636
Bagi Selembar Tanah ~ 637
Kepada Partai ~ 641
Malam Menjelang Pagi ~ 643
Harga Kayu Jati ~ 644
S. Rukiah Kertapati
Anak Buruh ~ 648
Tiongkok Sahabat ~ 650
Wu Han ~ 653
S. Abdullah
Pada Akhirnya ~ 656
S. Anantaguna
Surat dari Buruh ~ 658
Penarik Pedati ~ 660
Kisah dari Daerah ~ 662
Demokrasi ~ 664
Potret Seorang Komunis ~ 665
Ibukota Gerilya ~ 666
Desa Tuan Markaban ~ 667
Lagu Anak Desa ~ 668
Petani Gunung ~ 669
Petani Pulang dari Bui ~ 670
Aurora ~ 672
Pulang Kerja ~ 673
Ulangtahun Express ~ 674
Ayo Bung ke Irian ~ 675
Sindanglaut ~ 676
Marx Dihatiku dan di Kuba ~ 677
Terlalu ~ 680
Semua Merapatkan Barisan ~ 682
Prajurit Penghubung ~ 684
Prajurit ~ 685
Yang Tidak Terlupakan ~ 686
Kemerdekaan ~ 687
Dikekang Berkobar, Dibasmi Tak Surut ~ 688
S. Hadi
Menyambut Kongres Perdamaian ~ 690
Malam Menjelang Tahun Baru ~ 691
Bandung ~ 692
Laut Pasang ~ 693
Ayahku ~ 695
Malam sunyi ~ 696
S. Romzah
Kami Tiada Punya Tanah ~ 698
S.M. Tono
Ballada Seorang Prajurit dan Sanijem ~ 700
S.W. Kuncahjo
Maju Laju ke Kemenangan Baru!! ~ 704
Untuk Pollier dan Deceyter ~ 706
Hati dan Bunga untuk Nikita ~ 708
Fajar di Pala ~ 710
Moskwa – Jakarta ~ 711
Semalam di Bombay ~ 712
Hari Lahirnya ke 140 ~ 714
Dari Daerah Dimana Darah Pernah Tertumpah ~ 716
Hari-hari Bersejarah ~ 718
Si Mungil Berbaju Merah ~ 720
Yang Tak Tergoyahkan ~ 722
Suatu Cermin ~ 725
Jangan Kauhina ~ 726
Suatu Tuntutan ~ 728
Perpisahan ~ 730
Suatu Malam ~ 731
Bila Engkau Bertanya ~ 733
Kepada Partai ~ 735
Polisi dan Rakyat ~ 737
Samiran Harsono
Api Tanjung Morawa ~ 740
Tanah Garapan ~ 742
Sartono
In memoria Tran Van Dang ~ 746
Hati Djangan Dibatas Malam ~ 748
Serma Soegeng
Untuk Pahlawan Tani ~ 752
Siti Romzah
Pemain Angklung ~ 756
Sitor Situmorang
Aksi Boikot ~ 758
Setiakawan A – A ~ 759
Anak Zaman ~ 760
Pesan 3 Petani Boyolali ~ 761
Lagu-lagu Tiongkok Baru ~ 763
Makan Roti Komune ~ 765
Surat dari Tiongkok untuk Retni ~ 767
Udara Pagi di Peking ~ 769
Sjariffuddin Tandjung
Lagu ~ 772
SK. Muljadi
Diri dan Dunia ~ 774
Lambang dan Batas ~ 776
Slamet Atmoredjo
Dana Tak Bertujuan ~ 780
Di Benteng Laut Bakau Kecil ~ 782
Padi yang Lenyap ~ 784
Sobron Aidit
Cerita sepeda tua ~ 788
Indonesia – Vietnam ~ 790
Aku dan keyakinan ~ 791
Aku dan Partai ~ 792
Diam dan Terbakar ~ 793
Kepada Kawan ~ 795
Pensiunan Buruh Tambang ~ 797
Sofian DK.
Bagi Adik ~ 800
Sudisman
Juang Komunis ~ 802
Junjung Komunis ~ 803
Bedilpacul Ditangan ~ 804
Kumandang Tripanji Partai ~ 805
Lambaian Tripanji Bangsa ~ 806
Lima Sajak Dilaga Kongres Tujuh Itulah Arah ~ 807
Tunaikan Lima Lebih ~ 809
Sugiarti Siswadi
Kepada Sahabat Asia-Afrika ~ 812
Kasih Bersemi ~ 814
Lagu ~ 815
Sukarno A.M.
Menyambut Masa Depan ~ 818
Pilihan ~ 820
Sunarto
Catatan Hari Ini ~ 822
Sutikno WS.
Kerja ~ 826
Hermanus o Hermanus ~ 827
Kami Muda ~ 829
Kepada Anakku ~ 830
Bandung ~ 831
Menjanjikan Partai ~ 832
Ngalihan ~ 833
Lagu Pujaan ~ 834
Salam ~ 835
Keyakinan ~ 836
Tunggu Hari Akhirmu Yankee ~ 837
Ode Kemerdekaan ~ 839
T. Iskandar A.S.
Subang ~ 844
Tarjadi
Tak Ada Perpisahan ~ 846
Thaib Adamy
Pasti Datang ~ 848
Tak Padam ~ 849
Burang Tudjah ~ 850
Tujuh Setan Desa ~ 852
Timbul Darminto
Pagi Didesa ~ 860
Penyelesaian ~ 861
Tjarakarakjat
Ya, Mustaza ~ 864
Toemini
Kita Senantiasa Berjuang ~ 868
Toga Tambunan
Api Juang Menjulang Didesa ~ 872
Pernyataan ~ 874
Merah Darah Agung ~ 875
Tohaga
Tafakkur kepada Lenin ~ 878
Umar Abusja
Pahlawan Kepayang ~ 882
Siksa ~ 883
Urang Ketek Nan Sati
Pantun Nasehat ~ 886
Utuy Tatang Sontani
Peking ~ 888
Wuldrian
Untuk Kawan Utusan Solo di Konggres Veteran ~ 890
Z. Afif
Jangan Tanya Nama ~ 894
Penyair ~ 895
Perlawanan ~ 896