Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Perlawanan Kaum Tani

Judul: Perlawanan Kaum Tani         
Pengarang: James C. Scott   
Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, 1993
Tebal: 402 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Terjual Jakarta Selatan


Buku ini adalah kajian yang cukup klasik tapi tetap menarik dalam khasanah sosial dengan mendasarkan pada kajian ekonomi dan kebudayaan di pedesaan di Asia Tenggara. James C. Scott sendiri adalah guru besar ilmu politik pada University of Yale, namun ketertarikannya pada kajian sosial yang berperan disertai dengan pengaruh ekonomi yang semuanya itu dapat mempengaruhi faktor politik.

Scott memandang bahwa ada dua kelompok besar yang berbeda antara kaum perkotaan dengan masyarakat yang ada di pedesaan, kedua masyarakat ini kemudian dibedakan antara pendukung Tradisi Besar (elit perkotaan) dan Tradisi Kecil (kaum pedesaan baik elit maupun pengikutnya) berdasarkan kajian religi, ritual dan mitos. Masyarakat pedesaan (Tradisi Kecil) cenderung memandang perkotaan (Tradisi Besar) sebagai suatu pusat percontohan yang baik dan wajib diikuti. Namun dalam suatu waktu jika dipandang telah melenceng, maka masyarakat pedesaan (Tradisi Kecil) cenderung melakukan perlawanan yang terkadang diwujudkkan dengan pemogokan. Contoh yang dapat dilihat adalah kemuculan "tokoh Semar" dalam tradisi wayang Jawa. Tokoh ini sebelumnya tidak termasuk dalam pakem wayang yang berasal dari India, namun seiring dengan revolusi sosial dan keagamaan di tanah Jawa, maka para elit yang berhadapan dengan penguasa lama dalam hal ini Sunan Kali Jogo telah memanfaatkan wayang tersebut sebagai bentuk perlawanan dari rakyat terhadap penguasa.

Ketika kekuasaan kolonial masuk di Asia tenggara, para penguasa kolonial ini membawa budaya baru seperti pengenalan uang secara massif terhadap masyarakat. Masuknya monetisasi telah mempengaruhi banyak sendi perekonomian masyarakat. Para petani yang awalnya terlindungi dengan adanya sistem lama seperti hak Appanage atau hak lungguh kemudian harus menghadapi keadaan baru dimana tidak ada sistem keamaan seperti jaminan jika tidak bekerja, ngutang lebih dahulu terhadap patron , perayaan selamatan desa oleh patron diganti dengan adanya model pembayaran upah. Demikian juga monetisasi ini telah membawa para patron untuk mempekerjakan masyarakat luar dilahan yang seharusnya dikerjakan petani lokal. Patron lebih diuntungkan karena ia tidak hanya memperkerjakan orang di desanya, namun juga oramng di luar desa sehingga memmbuat iri. Ini membuat petani mengeluh pada ulama dan tim,bul pemeberaontakan.

Kenyataan sosial yang berubah ini kemudian menimbulkan berbagai perlawanan gerakan yang radikal dimana para petani tersebut melakukan gerakan sosial dan pemeberontakan untuk melawan para patron tersebut seperti yang terjadi apada pemberontakan petani Banten tahun 1888, pemberontakan Saya San di Myanmar, Soviet petani daerah Nghe-An dan Ha Tinh di Vietnam dan gerakan Sakdal di Filipina. Semua perlawanan ini biasanya dipimpin oleh elit petani di pedesaan yang terkadang kehilangan pengaruhnya karena pemerintah kolonial cenderung tidak berpihak pada golongan ini. Kelompok elit pedesaan ini kemudian di dukung oleh para Ulama yang sedari awal penjajahan Belanda cenderung saling berhadapan.

Ketika para petani tidak mempunyai kekuatan untuk radikal, mereka cenderung melakukan perlawanan pasif yaitu melarikan diri ke tempat yang baru atau tidak terjangkau, melakukan pembakaran dan bumi hangus, melakukan penyamunan  terutama pada orang-orang kaya dan elit sampai penghindaran pajak.

Buku yang ditulis James C. Scott ini sangat menarik untuk melihat kenyataan sosial yang terjadi di sekitar kita karena dapat membuat mata kita terbuka bahwasanya masyarakat pedesaan pun mempunyai sikap yang kokoh terhadap represi penguasa meskipun dengan ekspresi berbeda-beda. Buku ini sendiri sangat menarik untuk dibaca sebagai sebuah studi awal karena mampu menggeneralisir berbagai motif yang ada di masyarakat petani dengan bahasa yang lugas dan sederhana namun karena luasnya kajian sebaliknya buku ini tidak akan membuat sesuatu yang spesifik dan dapat dijadikan informasi akurat dalam menilai kenyataan sosial sehingga perlu diperkaya dengan literatur yang lain.

Oleh: Mansur Hidayat (Ketua MPPM Timur)