Jual Buku Batu-Batu Lapar
Judul: Batu-Batu Lapar (kumpulan cerpen)
Penulis: Rabindranath Tagore
Penerbit: Bentang Budaya, 2003
Tebal: 257 Halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312
Anak-anak dan para nabi, keduanya sama-sama mempunyai visi dan imajinasi yang kreatif mengenai dunia dan cara mengelolanya. Yang membedakannya yaitu bahwa nabi-nabi dengan cara yang tepat dan terpuji mampu membagikan visinya kepada orang lain, sedangkan anak-anak sekedar menikmatinya. Melalui cerpen-cerpennya dalam buku ini, Tagore menunjukkan bahwa dirinya adalah anak-anak sekaligus nabi.
Batu-batu Lapar dan 12 cerita pendek lainnya, terkumpul dalam karya Rabindranath yang satu ini. Semuanya kental nuansa Indianya, dalam setting, dalam budaya pengkastaan, dalam pemujaan pada dewa-dewa bahkan dalam ucapan, tindakan dan kematian. Tagore tidak malu-malu memotret satu per satu kejadian kemudian merangkainya menjadi satu dalam kolase kisah, yang sama sekali tidak berhubungan, namun benang merahnya mampu membuka jendela tempat kita mengintip kondisi sosial masyarakat India secara lugas dan jujur.
Tagore mengulik hal kematian pada kisah menggelikan hantu-hantu harem yang membuat orang paling skeptis jadi lari terbirit-birit pada Batu-Batu Lapar sampai tragedi absurd seorang wanita yang tidak yakin dirinya masih hidup hanya karena tradisi menganggapnya telah mati dalam Hidup atau Mati?. Dari penyair yang tewas mendadak sehabis mendapat durian runtuh ala putri raja dalam Kemenangan atau putra Brahmana meregang nyawa gara-gara mencari tahu rahasia istrinya yang ternyata ular berbisa (asli ular, bukan metafora!) pada Tersebutlah Seorang Raja. Wacana kasta diulas jenaka dalam Paduka yang Mulia, Sang Bayi dan kisah sedih Pembuangan. Sedangkan pemujaan mendapat porsi dalam Sang Pemuja dan Penglihatan. Sebagai tambahan, ada kisah pertentangan budaya tradisional dan barat dalam "Kami Nobatkan Paduka Raja" dan kisah kehancuran keteraturan(!!) dalam Kerajaan Kartu.
Penulis: Rabindranath Tagore
Penerbit: Bentang Budaya, 2003
Tebal: 257 Halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312
Anak-anak dan para nabi, keduanya sama-sama mempunyai visi dan imajinasi yang kreatif mengenai dunia dan cara mengelolanya. Yang membedakannya yaitu bahwa nabi-nabi dengan cara yang tepat dan terpuji mampu membagikan visinya kepada orang lain, sedangkan anak-anak sekedar menikmatinya. Melalui cerpen-cerpennya dalam buku ini, Tagore menunjukkan bahwa dirinya adalah anak-anak sekaligus nabi.
Batu-batu Lapar dan 12 cerita pendek lainnya, terkumpul dalam karya Rabindranath yang satu ini. Semuanya kental nuansa Indianya, dalam setting, dalam budaya pengkastaan, dalam pemujaan pada dewa-dewa bahkan dalam ucapan, tindakan dan kematian. Tagore tidak malu-malu memotret satu per satu kejadian kemudian merangkainya menjadi satu dalam kolase kisah, yang sama sekali tidak berhubungan, namun benang merahnya mampu membuka jendela tempat kita mengintip kondisi sosial masyarakat India secara lugas dan jujur.
Tagore mengulik hal kematian pada kisah menggelikan hantu-hantu harem yang membuat orang paling skeptis jadi lari terbirit-birit pada Batu-Batu Lapar sampai tragedi absurd seorang wanita yang tidak yakin dirinya masih hidup hanya karena tradisi menganggapnya telah mati dalam Hidup atau Mati?. Dari penyair yang tewas mendadak sehabis mendapat durian runtuh ala putri raja dalam Kemenangan atau putra Brahmana meregang nyawa gara-gara mencari tahu rahasia istrinya yang ternyata ular berbisa (asli ular, bukan metafora!) pada Tersebutlah Seorang Raja. Wacana kasta diulas jenaka dalam Paduka yang Mulia, Sang Bayi dan kisah sedih Pembuangan. Sedangkan pemujaan mendapat porsi dalam Sang Pemuja dan Penglihatan. Sebagai tambahan, ada kisah pertentangan budaya tradisional dan barat dalam "Kami Nobatkan Paduka Raja" dan kisah kehancuran keteraturan(!!) dalam Kerajaan Kartu.