Jual Buku Masa Kecilku (Rabindranath Tagore)
Judul: Masa Kecilku
Penulis: Rabindranath Tagore
Penerbit: Bentang Budaya, 2003
Tebal: 102 Halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 20.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312
Penulis: Rabindranath Tagore
Penerbit: Bentang Budaya, 2003
Tebal: 102 Halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 20.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312
Setiap yang tanggal ke masa silam adalah kenangan dan sejarah; dan semua tahu bahwa ekstrak sejarah adalah kearifan. Namun, tidak setiap orang mempu mengambilnya - pujangga Tagore mampu.
Tepat seperti judulnya, Tagore menumpahkan kesan-kesan masa kecil yang tertanam erat di benak dalam halaman-halaman buku ini. Tanpa alur cerita, tanpa dialog, tanpa protagonis dan antagonis. Hanya kesan dan ingatan. Khayalan-khayalan masa bocahnya yang telah melambung tinggi, pelajaran dan guru-gurunya, kehidupan bersama keluarganya, juga kenangan-kenangan saat ia pertama kali belajar menuliskan karya-karyanya. Kita telah mengenal seorang Rabindranath Tagore, tetapi ternyata masih ada Tagore-Tagore yang lain, yang meskipun tidak mendunia seperti Rabindranath, tetapi tidak jauh dari dunia tulis menulis. Dari penuturannya, terlihat bagaimana bakat Rabindranath muda terasah dan terbentuk oleh abang-abangnya, Jyotirindranath dan Dwijendranath yang memiliki penerbitan majalah Bharati, juga pada Satyendranath yang memberi jalan kepada perbendaharaan sastra Inggris kepadanya.
Selain menceritakan masa kecil penulis, buku ini juga sekaligus mencermati perubahan kebiasaan India di masa tersebut dengan gaya hidup di masa tuanya. Saat kehidupan tradisional pedesaan tergantikan dengan hiruk pikuk kota dan modernitas. Komentar-komentar singkat padat melukiskan perubahan tersebut dengan sangat apik, ini misalnya:
"Anak-anak modern tidak mendengar cerita peri dari mulut ibu mereka, mereka membaca sendiri dari buku-buku cetakan"
"Acar dan sambal kini dibeli di Newmarket dalam botol, masing-masing botol ditutup gabus dan disegel lilin"
"...ada sejenis kembang gula mawar yang harus dibeli. Aku tidak tahu apakah kantong anak-anak modern masih lekat dengan gumpalan gula berlapis wijen ini, dengan sekelumit wangi mawar... Masih adakah? Jika sudah tidak ada, sudah tidak ada gunanya diadakan kembali."