Jual Buku Gallery of Kisses
Judul: Gallery of Kisses (kumpulan cerpen)
Penulis: Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko Damono, Putu Wijaya, dkk.
Penerbit: Eksotika Karmawibhangga Indonesia, 2002
Tebal: 170 halaman
Kondisi: Buku bekas (bagus)
Stok Kosong
Penulis: Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko Damono, Putu Wijaya, dkk.
Penerbit: Eksotika Karmawibhangga Indonesia, 2002
Tebal: 170 halaman
Kondisi: Buku bekas (bagus)
Stok Kosong
Bibir bisa menjadi inspirasi untuk dituangkan dalam tulisan. Seorang lelaki
tergila-gila dengan bibir hingga ia menikahi seorang perempuan hanya karena
bibirnya yang seksi. Belakangan ia malah belajar bikin patung bibir,
lagi-lagi karena kegilaannya yang sudah kelewat maniak dengan bibir. Itu
sekelumit cerita dari cerpen Bibir karya Bakdi Soemanto yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Bibir.
Bibir saja sudah bisa bikin jantung megap-megap, nafsu birahi tak
terkendali. Bagaimana kalau bibir bertemu dengan bibir lainnya? Walah,
dunia bisa terlumat dalam ciuman itu, apalagi kalau pakai memainkan lidah,
bisa-bisa copot jantung.
Ngomong-ngomong tentang ciuman bibir, pernah lihat bagaimana seorang
Nicholas Saputra dengan enaknya melumat bibir Dian Sastrowardoyo dalam film
Ada Apa dengan Cinta? Entah berapa juta lelaki yang "mengutuk" Nicholas
Saputra karena telah menikmati bibir perempuan yang seolah jadi ikon
perempuan paling cantik di jagad nusantara. Meski juga sempat ciuman itu
dipertanyakan karena dilakukan oleh remaja, apakah generasi muda lainnya
bakal ikut-ikutan mencium dan dicium, yang dianggap tabu dalam budaya Timur?
Belakangan malah muncul ciuman antara Shandy Aulia dengan Samuel Rizal dalam
film Eiffel I'm in Love yang notabene jauh lebih muda dari Dian
Sastrowardoyo.
Ciuman bagi sebagian kalangan di Indonesia masih dianggap tabu. Seorang
suami mencium istrinya di depan umum, kadang juga dianggap tak lazim.
Banyak juga istri yang masih malu-malu kalau dicium suaminya sendiri, entah
kalau dicium oleh lelaki simpanannya, he-he-he. Begitu juga kalau ada
pasangan muda yang sedang kasmaran lalu dengan enaknya ciuman di depan umum
tanpa peduli dengan omongan orang lain yang kadang mencemooh atau malah
bernada nafsu melihat keduanya tengah memagut bibir. Mungkin hanya ciuman
antara orangtua dan anak-anak yang masih dianggap normal di mata masyarakat
kita.
Secara ilmiah, katanya, konon kabarnya, ciuman bisa melatih otot-otot di
sekitar mulut. Selain juga menjadi ajang relaksasi. Mungkin karena saat
mencium atau dicium, ada energi untuk melepaskan rasa kasih sayang-dan juga
nafsu tentunya. Juga katanya bisa menambah umur seseorang. Tetapi ada juga
yang mengatakan kalau ciuman terutama ciuman bibir sangat berbahaya karena
menjadi ajang pertukaran bakteri dan virus, tak peduli sudah puluhan kali
gosok gigi dengan pasta gigi termahal atau kumur-kumur dengan antiseptik.
Walah ngeri banget!
Kembali lagi ke bibir dan ciuman. Kalau tadi bibir telah memberikan
inspirasi kepada Bakdi Soemanto untuk menulis sebuah cerpen, maka bibir
bertemu dengan bibir lainnya, sudah pasti akan memberikan keindahan dunia
bagi yang melakukannya, juga memberikan inspirasi lebih liar lagi kepada
para penulis kaliber hebat seperti Seno Gumira Ajidarma, Sapardi Djoko
Damono, Jujur Prananto, Putu Wijaya, Yanusa Nugroho, Veven Sp. Wardhana,
Reda Gaudiamo dan Tommy F. Awuy-yang kemudian disatukan dalam kumpulan
cerpen Gallery of Kisses.
Sederetan cerita dari beragam penulis yang berbeda gaya ini sudah tentu
menghasilkan kisah-kisah yang berlainan satu sama lain. Cerpen Mmmwwwhhh
karya Seno Gumira Ajidarma begitu memikat sebagai cerpen pembuka. Gaya khas
Seno Gumira Ajidarma yang sering bertutur tentang roman metropolitan begitu
terlihat di sini, bak prosa lirik cerpen ini begitu mengalir deras, spontan
dan memikat.
Tommy F. Awuy yang menulis cerpen Ciuman di Arnhem juga masih setia dengan
gaya penuh kejutan di akhir cerita. Gaya khas yang bisa dilihat dalam
kumpulan cerpennya Logika Falus. Cerpenis Jujur Prananto yang ngetop
sebagai penulis skenario film menggambarkan seorang gadis muda yang kepengen
dicium oleh seorang lelaki berumur dalam cerpen Ciumlah Aku, Kau Kukejar.
Tidak hanya dicium tetapi juga ingin dicumbu rayu. Sementara Yanusa Nugroho
yang kini makin sibuk menulis novel malah menggunakan "cerita rakyat",
seorang putri raja sembuh setelah dicium dalam cerpen Barang Siapa Mau
Mencium. Ya mirip dengan dongeng dari dunia barat, hanya saja sang jagoan
bukanlah pangeran tetapi tokoh lugu tetapi pintar macam tokoh folklore
Kabayan.
Ada juga cerita yang menggambarkan manusia mencium mahluk bukan manusia.
Cerpen ini bertajuk Maaf karya dari Reda Gaudiamo, mantan pekerja kreatif
biro iklan yang kini bekerja di majalah Cosmopolitan. Yang tidak pernah
berubah jelas Veven Sp. Wardhana. Cerpenis ini kembali menuliskan kisah
perselingkuhan dalam cerpen Membendung Waktu. Cerita yang benar-benar khas
Veven Sp. Wardhana yang sarat nuansa perselingkuhan, apalagi bagi yang
pernah membaca kumpulan cerpen Panggil Aku : Pheng Hwa.
Cerita penuh kejutan ditampilkan oleh sastrawan senior Putu Wijaya dalam
cerpen Ngok. Teror demi teror selalu dimunculkan Putu Wijaya dalam semua
cerpennya. Selalu ada kejutan yang tidak pernah disangka, kejutan yang
selalu luar biasa. Kalau semuanya hanya bertutur seputar cium bibir dengan
bibir, maka Putu Wijaya lebih berani lagi dengan mengungkapkan cerita
seorang perempuan muda yang kebingungan karena sang pacar ingin mencium
"bibir bawah"!
Kumpulan cerita ini ditutup oleh cerpen Ratapan Anak Tiri, karya dari
Sapardi Djoko Damono. Sejatinya ada yang terlupakan dalam kumpulan cerita
ini, kenapa juga tidak memasukkan sebuah cerpen Hamsad Rangkuti yang sempat
menghebohkan publik pecinta sastra Indonesia, apalagi kalau bukan cerpen
"Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu?"
Bibir bila bertemu dengan bibir lainnya memang begitu indah dan mempesona.
Keindahan dunia terasa termuat dan terlumat tatkala kedua bibir saling
bertemu dalam sebuah ciuman. Sebuah dunia yang damai tercipta berkat ciuman
yang menggelora. Ketimbang mendengarkan, melihat atau membaca kisah-kisah
kekerasan di seluruh media massa, 'kan lebih baik energi dihabiskan untuk
menciptakan keindahan dalam sebuah ciuman. Mmmwwwhhh!
Oleh: Dodiek Adyttya Dwiwanto