Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Jejak Kehidupan di Planet Lain

Judul: Jejak Kehidupan di Planet Lain
Penulis: Rohmat Haryadi
Penerbit: Renebook, 2013
Tebal: 342 halaman

Adakah kehidupan selain di bumi? Dua dekade lalu, jawaban yang pasti muncul adalah: tidak. Kalaupun ada yang meyakini, hal itu masih menjadi sebuah kontroversi. Teori-teori yang lahir tentang adanya kehidupan di planet lain sulit dicerna karena minimnya bukti dan paparan ilmiah. Namun, dalam separo dekade ini, dari hari demi hari jawaban atas kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa makin menarik diselami.

Sejumlah temuan astronomi teranyar mengungkap tabir kemungkinan kehidupan di planet-planet yang berada di zona layak huni atau zona yang menyerupai bumi di tata surya kita. Diawali sejumlah temuan ekso-planet atau planet-planet lain yang letaknya di luar tata surya, yang kini jumlahnya mencapai 4.000 lebih. Dari ribuan planet itu, para astronom mendapati sekitar 1.000 ekso-planet memiliki besaran massa tidak jauh berbeda dengan bumi.

Posisi lintasan 1.000 ekso-planet itu dari segi jarak dengan bintang induknya yang menyerupai matahari persis tidak jauh berbeda dengan bumi, sebuah posisi ideal untuk lahirnya suatu ekosistem kehidupan yang kompleks. Namun, bagaimana mungkin di sana bisa muncul kehidupan? Rohmat Haryadi, lulusan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya, Malang, melalui buku ini mencoba menjabarkan kemungkinan adanya kehidupan itu dengan runtut dan jernih.

Ada beberapa pendekatan pemahaman untuk menelusuri jejak kehidupan di planet lain. Pertama, kehidupan di muka bumi ini merupakan hasil proses evolusi kosmik, kimia, dan biologi yang berlangsung jutaan tahun. Unsur-unsur yang mendukung kehidupan seperti di bumi saat ini tentu secara paralel pernah dialami planet-planet lain, sedang dialami planet-planet lain, dan kemungkinan akan dialami planet-planet lain yang terus berevolusi.

Kedua, temuan adanya bekas kehidupan di planet lain di tata surya ini makin memperkaya teori bahwa kehidupan di alam semesta ini tidak hanya dimonopoli oleh bumi, meskipun kehidupan itu dalam wujud organisme, level habitat, derajat kehidupan, dan kompleksitas yang jauh berbeda dari kehidupan di bumi. Mars atau Venus di awal sejarahnya diyakini memiliki kehidupan. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena atmosfer dan samudra segera lenyap dan tidak ada kondisi yang menyokong adanya evolusi kehidupan.

Lalu wahana Galileo menunjukkan bahwa Europa, bulannya Jupiter, adalah contoh terbaik untuk habitat kelas III. Habitat ini berupa planet dengan lapisan air di bawah permukaan atau lautan di bawah permukaan yang berinteraksi langsung dengan inti yang kaya silikat. Kehidupan di laut bawah permukaan Europa kemungkinan serupa dengan kehidupan mikroba di kedalaman samudra bumi. Hal itu dapat ditemui pada bakteri anaerobik yang tidak membutuhkan oksigen dan archaea, binatang unisel yang tidak memiliki inti yang mendiami ekosistem hydrothermic atau air panas.

Penelusuran adanya jejak kehidupan di planet lain bertambah menarik, karena buku ini membeberkan fakta kemiripan unsur-unsur pembentuk kehidupan di bumi dan unsur-unsur yang kini ada juga di planet lain. Buku ini juga memaparkan sejumlah bintang serupa matahari, pendukung kehidupan, berdasarkan spektrum cahaya (dari sini bisa diketahui massa, energi, umur, dan unsur kandungan) yang dipancarkannya. Tipe-tipe bintang itu berbeda-beda. Demikian juga zona layak huni yang mungkin ada pada planet-planet orbitnya.

Dari banyak buku tentang astronomi, buku ini memaparkan sejumlah temuan astronomi yang rumit menjadi mudah dipahami.

G.A. Guritno