Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Transportasi dan Investasi: Tantangan dan Perspektif Multidimesi

Judul: Transportasi dan Investasi: Tantangan dan Perspektif Multidimesi
Penulis: Bambang Susantono, Ph.D
Penerbit: Kompas, 2013
Tebal: 378 halaman

Sampul depan buku ini dipenuhi dengan ilustrasi. Ada moda transportasi darat seperti mobil pribadi, bus, dan truk kontainer. Ada pula kereta api sebagai angkutan umum massal yang biasa disebut heavy rail transportation (HRT). Salah satu jenisnya adalah kereta rel diesel Indonesia (KRDI). Selain itu, tampil pula sebuah pesawat terbang dan kapal laut, yang mewakili moda transportasi jalur udara dan perairan.

Aneka ragam gambar itu merefleksikan isi buku setebal 378 halaman ini. Proses simbolisasi itu mewakili judul bukunya, Transportasi & Investasi: Tantangan dan Perspektif Multidimensi. Penulisnya adalah seorang ahli perencanaan infrastruktur dan transportasi, yang sejak 2009 menjabat sebagai Wakil Menteri Perhubungan.

Secara garis besar, buku ini merupakan sintesis dari studi kajian tingkat lanjut tentang korelasi transportasi dan investasi, yang bagaikan dua sisi mata uang. Investasi yang dimaksud mencakup penanaman modal publik dan swasta, baik dalam maupun luar negeri. Karena itulah, investasi diartikulasikan dalam arti luas, sehingga ketersediaan layanan transportasi tidak hanya menentukan munculnya investasi, melainkan juga besaran, jenis, dan proses dimulainya investasi.

Sejatinya, tidak sedikit buku sejenis yang telah beredar di khalayak. Namun bahasan pada buku ini seperti menyelam lebih dalam. Ia mengupas perkembangan transportasi hingga masa kini dari berbagai sisi. Dimulai dengan kedudukan transportasi sebagai ilmu yang memiliki aspek multidimensi. Pembahasan kemudian berlanjut dari sudut pandang ekonomi, kemiskinan, konektivitas, hingga pembiayaan.

Pada bab II sampai VI, penulis menguliti dinamika transportasi jalan raya yang selalu menjadi bagian dari masyarakat umum. Termasuk angkutan mudik Lebaran sebagai ritual fenomena tahunan. Lalu dibedah pula jasa layanan kereta api sekaligus langkah aksi membenahinya, terutama karena sarana ini diyakini banyak pihak sebagai tulang punggung transportasi masa depan. Tak terkecuali topik populer, seperti kereta api perkotaan, bandar udara, dan jalur rel ganda jarak jauh.

Tak ketinggalan pula persoalan mengenai transportasi laut di sebuah negara kepulauan dengan 16.000 pulau lebih. Pembahasannya dari perkembangan angkutan laut, asas cabotage, hingga peran pelabuhan sebagai simpul penting logistik dan rantai pasok nasional maupun internasional. Tak hanya laut, persoalan dalam angkutan sungai danau dan penyeberangan, sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan utama dalam pulau atau antar-pulau di Nusantara, juga dikupas.

Contohnya penyeberangan Merak-Bakauheni yang masih dibayangi rencana Jembatan Selat Sunda. Satu lagi yang tak luput adalah pesatnya pertumbuhan dunia penerbangan yang makin meramaikan langit Indonesia menjelang ASEAN Open Sky 2015. Kini bepergian dengan pesawat udara makin hari makin menjadi sesuatu yang tidak mewah lagi alias ongkosnya makin terjangkau.

Seiring dengan waktu, gaya hidup itu berdampak peningkatan perdagangan antar-pulau, nasional, dan internasional. Imbasnya, menuntut keberadaan rantai pasok dan sistem logistik yang efisien. Logistik dan multimoda di Indonesia inilah yang menjadi rentetan isi dalam bab VII.

Meskipun dipergemuk oleh postur bab dan subtema, lembar bacaan ini menjadi menarik karena diperkaya dengan ilustrasi, grafis, tabel, dan data pendukung. Penulis ingin perkembangan transportasi di berbagai jenis moda dan antar-moda dapat diketahui secara luas oleh publik, baik itu pebisnis, investor, akademisi, maupun profesional di dunia transportasi.

Barangkali, karena alasan itu pula, penulis mengundang jurnalis sebagai mata dan telinga masyarakat untuk ikut menyumbangkan pandangannya di bab akhir, yang khusus membahas langkah percepatan konektivitas.

Deni Muliya Barus