Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Suatu Cerita dari Negeri Angin: Sejumlah Sajak Asli dan Satu Sajak Palsu

Judul: Suatu Cerita dari Negeri Angin: Sejumlah Sajak Asli dan Satu Sajak Palsu
Penulis: Agus R. Sarjono
Penerbit: Jendela, 2003
Tebal: 124 halaman
Kondisi: Buku stok lama (cukup)
Terjual Sukabumi

Buku ini merupakan buku puisi yang ke sekian dari Agus R Sarjono, seorang penyair yang tampakya tidak pernah berhenti menulis. Baginya, menulis sajak di negeri yang cemas bukan suatu posisi yang bebas memilih tema dan urusan. Kemana pun ia menghadapkan pandangannya, selalu saja ia dihadapkan dengan wajah negara, tepatnya wajah kekuasaan pemerintah. Karena itu kebanyakan sajak-sajaknya berbicara mengenai hubungannya dengan kenyataan itu.

Sajak-sajak penyair terkemuka Indonesia ini menandakan pergereran nilai sebuah negara yang dikarakterisasikannya melalui tradisi dan trauma, intropeksi dan inovasi yang pada saat bersamaan mencari jalan menuju demokrasi
Poetry on the Ras, Bremen

Yang menonjol dalam sejak Agus R. Sarjono adalah humor hitam, humor yang sangat hitam, yang toh tak mampu menutupi keprihatinan mendalam yang terdapat dibelakangnya. Semua ini dia sampaikan dengan suara yang puitis, unik, beragam, dan baru.
Berthold Damshauser, Bonn University, Germany

In some countries the question to what engagement is supposed to imply, is rather nonsensical. When i went on a tour in Indonesia with some fellow poets i found everythin was political, there whether you liked it or not. A famous Indonesia per traveled along with us, his name is Agus R. Sarjono. He was a star, especially among students. The response from a crowd af students to a poetry reading he held astounded us dutch poets. When he read one partikular favourite they cheered and called the words laut with him, falling in on the word 'palsu', which means fase, fake, and getting pretty much hilarous about it, with their teachers standing beside them.
Ramsey Nasr, Belgian Per and Dramatis

Sarjono knows how to addres all the senses bu using powerful images and a language full of contrasts. His poems thrillingly evoke the dreams and trauma of the tristes tropiques; and he reveals people as human beings, not merely as products of their cilture.
Lennart Lehmann, Qantara.de 2003