Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Ramadan di Jawa: Pandangan dari Luar

Judul: Ramadan di Jawa: Pandangan dari Luar
Penulis: Andre Moller
Penerbit: Nalar, 2005
Tebal: 320 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok Kosong


Buku ini membahas bulan suci Ramadan di Jawa dari sudut pandang orang asing. Ia bukan buku pedoman atau buku petunjuk, tapi lebih terfokus pada pembahasan bulan suci Ramadan di Jawa dari pelbagai sudut. Perhatian diarahkan tidak saja kepada ketentuan fikih dan syariat Islam, yang dalam buku ini disebut Islam normatif, tapi juga kepada bagaimana bulan penuh berkah ini dipresentasikan dalam tulisan kontemporer di Indonesia dan bagaimana bulan magfirah ini ditunaikan oleh kaum Muslimin di Indonesia, khususnya di Jawa.

Jadi, buku ini tak hanya membahas ayat suci al-Quran serta hadis yang bersangkutan dengan Ramadan, tapi juga bagaimana ketentuan fikih ditafsirkan kaum intelektual di Indonesia masa kini, serta bagaimana orang Islam secara umum menafsirkannya dan mengimplementasikannya dalam hidup sehari-hari mereka.

Secara keseluruhan buku ini merupakan Pandangan dari Luar sebab ditulis oleh orang non-Indonesia. Penulis mendapatkan informasi dengan berpartisipasi dalam kehidupan orang Jawa yang Islam sejauh mungkin dan cenderung menggunakan-istilah Tord Olsson-pengertian melalui partisipasi dan pengalaman melalui praktik.

Dalam karya Ramadan in Java: The Joy and Jihad of Ritual Fasting, bulan Ramadhan dengan ritus-ritusnya di Jawa merupakan fokus utama.
Sebuah catatan etnografis yang ensiklopedik atau, sebaliknya, catatan enskiklopedis yang etnografik tentang ramadan di Jawa. barangkali benar kata Moller, muslim di Indonesia sangat fungsional. beragam buku tuntunan ibadah, termasuk ibadah puasa, yang beredar di pasar mendiskusikan 2 hal: hukum ibadah dan manfaat yang akan datang dari dilakukannya ibadah itu secara pribadi maupun secara sosial. luputnya pertanyaan tentang hakikat mampu mengakibatkan partikularitas--bahkan ekslusifitas--pemahaman, namun kerja lapangan Moller selama lebih dari 1 tahun menunjukkan resiliensi Islam di tengah masyarakat Jawa, bukan semata karena manfaatnya, tapi justru karena Islam berhasil menemukan ekspresinya dalam wadah budaya setempat.