Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural

Judul: Manifesto Pendidikan Nasional: Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme dan Studi Kultural
Penulis: H.A.R. Tilaar
Penerbit: Kompas, 2005
Tebal: 356 halaman (hard cover)
Kondisi: Bekas (bagus)
Terjual Kosong


Perubahan besar dalam pemikiran manusia dalam era globalisasi sekarang ini membawa dampak bagi pendidikan nasional di Indonesia. tidak bisa dunia pendidikan sepenuhnya anti-globalisasi, tetapi di sisi lain juga jangan sampai terhanyut oleh perubahan global dalam arus globalisasi tersebut. Untuk mengimbangi laju globalisasi, perubahan pendidikan menjadi penting. Menanggapi hal itu, Prof. H.A.R. Tilaar yang telah malang melintang dalam dunia pendidikan menawarkan konsep Manifesto Pendidikan Nasional.

Manifesto dalam kosa kata bahasa Indonesia memiliki konotasi negatif karena dianggap memiliki muatan politik. manifesto biasanya dihubungkan dengan faham komunisme dalam pengertian manifesto komunis yang dideklarasikan pada tahun 1848 oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Namun, sebenarnya kata manifesto memiliki makna yang netral.

Apakah yang dimaksud dengan manifesto pendidikan dalam buku ini? secara harfiah manifesto adalah suatu deklarasi. Sedangkan maksud dari manifesto pendidikan nasional dalam buku ini bukanlah sekadar menyampaikan kenyataan sebagaimana adanya tetapi suatu konsep perubahan pendidikan nasional yang bertujuan membangun masyarakat dan bansga Indonesia yang bersatu, aman, adil dan sejahtera yaitu masyarakat Pancasila.

Sesuai dengan sifatnya yang tuntas dan terintegrasi, manifesto pendidikan meliputi lima bidang utama: pertama, hakikat pendidikan memiliki dua marka (rambu-rambu jalan) yaitu anak (peserta-didik) yang memanusia dan makna pendidikan. Kedua, hak memperoleh pendidikan dan hak untuk mendidik memiliki tiga marka yaitu hak dan kewajiban orangtua, hak dan kewajiban masyarakat, serta hak dan kewajiban negara. Ketiga, proses pendidikan mencakup lima marka yaitu guru profesional, proses belar-mengajar, kurikulum, sarana penunjang, dan evaluasi pendidikan. Keempat, ruang mendidikan memiliki enam marka yaitu kebudayaan, hak asasi manusia, lingkungan, agama dan moral, kewargaan, dan gender. Kelima, pedagogik libertarian memiliki empat marka yaitu pendidikan dan ekonomi, pendidikan dan politik, pendidikan dan tenaga kerja, serta pendidikan dan perdamaian dunia.
    
Selain itu juga, buku ini membahas penjelasan yang gamblang perihal agenda pendidikan tinggi nasional, konfusianisme sebagai etika global, pendidikan agama dalam perspektif studi kultural, hingga wawasan kebangsaan.

Guru, praktisi, dan pengamat pendidikan, serta siapa saja yang tertantang untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional perlu membaca buku yang disusun berdasarkan pengalaman serta kajian penulisan ini.