Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Seven Theories of Religion

Judul: Seven Theories of Religion
Penulis: Daniel L. Pals
Penerbit : IRCiSoD, 2011
Tebal: 313 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok kosong

Buku ini untuk siapa ? atau buku ini ditujukan pada siapa ?
lebih jelasnya buku ini ditujukan untuk:
sesama sarjana bidang studi agama yang tidak kenal dengan isu-isu metodologi serta teori dan barangkali menentukan karya ini untuk menutup celah pengetahuan mereka

beberapa sarjanan tak hanya bidang agama yang barangkali kurang mengetahui teori-teori yang dipertimbangkan disini, namun jadi bahwa mereka tidak mempunyai ingatan perihal argumen yang baru atau menangkap dengan kuat dampak histori dari teori-teori itu serta perannya pada saat sekarang

beberapa peminat umum yang pingin tahu, tidak cuma area agama itu sendiri didalam usaha manusia, namun juga peran opini perihal agama didalam alur perbincangan kontemporer yang umum ;

serta selanjutnya yang tidak kalah pentingnya menuntut mereka untuk tahu, sedikitnya garis-garis besar teori-teori klasik ini untuk karya mereka didalam studi agama atau bidang yang lain, nemaun mereka mempunyai waktu yang terbatas untuk lakukan tugas ini disebabkan prinsip akademik yang lain.

kenapa tujuh teori ?
adapun yang dipilih sebagai wakil juru bicara dari tiap-tiap teori itu yaitu : e. b tylor serta james frazer, sigmund freud, emile durheim, karl marx, mircea eliade, e. e. evans-pritchard, clifford geertz. penulis buku ini mengerti mengapa dia tidak memasukkan nama layaknya sosiolog besar max weber, psikolog swiss carl gustav jung serta apalagi max muller yang mengemukakan inspirasi perihal pengetahuan agama ( science of religion ), dia dikesampingkan dikarenakan teorinya yang memandang agama datang dari pemujaan alam, beberapa besar sudah ditentang pada saatnya serta cuma mempunyai dampak yang terbatas sesudah itu. max weber ditinggalkan dikarenakan keruwetan teorinya yang memadukan beebrapa perspektif hingga diabaikan untuk studi yang lain atau hari yang lain. serta lantas menentukan emile durkheim yang justru berlawanan dengan weber. demikianlah juga carl jung, meskipun jung mengambil pendekatan pada agama dengan tajam, simpatik serta tersusun terlebih saat mengemukakan materi agama didalam riset psikologisnya tetapi penulis buku ini lebih menentukan freud yang dianggapnya tambah baik, dikarenakan kejelasan lebih dipilih dibanding keruwetan ; serta teori-teori yang dipilih adalah gambaran yang sangat tajam dari jenis mereka.

bagaimana pengertian istilahnya ?
membincang teori agama tidak lepas dari usaha max muller - seorang profesor jerman - yang pertama kali memperkenalkan satu proyek besarnya didalam usaha meniti sesuatu kajian yang ia sebut dengan pengetahuan agama ( sciense of religion ). sains agama adalah propaganda yang mengagetkan mengingat sains serta agama umumnya saling menegasikan. bagaimanakah barangkali, agama yang absolut serta dikira sebagai taken for granted dipadukan dengan sesuatu program studi yang dipersembahkan untuk eksperimen, revisi serta pergantian ? bagaimana barangkali dua ranah yang tidak sama ini, dua muka yang terlihat bermusuhan, bersua tanpa di antara atau keduanya hancur ? tetapi nampaknya muller jadi amat meyakini bahwa keduanya bisa dipertemukan serta dipadukan. ia yakin bahwa studi agama dengan ilmiah mempunyai banyak perihal yang di tawarkan pada keduanya yang lantas ia tuang didalam bukunya introduction to the science of religion ( 1873 ) yang dirancangnya untuk menunjukkan maksud dari persenyawaan frase sains agama tersebut. baginya banyak perihal yang bisa didapatkan dengan bergerak layaknya seorang saintis yang baik, menghimpun beragam fakta-kebiasaan, ritual serta keyakinan - seluruh agama di semua dunia serta lantas mengemukakan teori untuk menjelaskan mereka, sebagaimana seorang pakar biologi atau kimia yang coba menjelaskan langkah kerja alam. ( perihal. 4 ).

yaitu daniel l. pals, yang coba mengetengahkan pada kita sesuatu pemaparan yang simpel tentang teori-teori agama yang telah dirintis oleh muller. tetapi tidak sama dengan muller, yang optimis dapat bisa menjelaskan seluruh perihal agama dengan lakukan investigasi yang berbentuk historis yang menelusuri sampai ke ide-ide serta praktik keagamaan yang sangat awal dari bangsa manusia serta lantas menelusuri perubahan agama itu ke depan serta sampai saat ini ( perihal. 7 ). daniel l. pals didalam buku ini membahas hasil survei-nya tentang teori-teori agama yang lantas di sajikan didalam pemaparan yang simpel. buku yang ditulisnya ini diperuntukkan untuk pembaca awam yang mempunyai perhatian pada agama sekalian yang pingin tahu ide-ide beberapa pemikir terkemuka di jaman moderen didalam usaha mereka untuk mengerti agama ( v ).

 daniel l. pals, mengelompokkan pendekatan teori agama ke didalam dua ranah, pertama berbentuk substantif serta yang ke-2 berbentuk fungsional. yang pertama melewati pendekatan menafsirkan ( interpretive ) serta yang ke-2 melewati pendekatan menjelaskan ( explanatory ) ( 13 ). beberapa teoretisi yang beri dukungan pendekatan pertama atau substantif, condong menjelaskan agama dengan intelektual, didalam batasan ide-ide yang mendorong, menggerakkan, serta mengilhami manusia. mereka menghimpitkan kemauan manusia yang sadar, emosi serta agensi. mereka menyebutkan bahwa orang berbentuk religius, dikarenakan pemikiran yang dikira benar serta bernilai hingga mesti diejawantahkan didalam ranah kehidupan mereka. beberapa teoretisi yang menghimpitkan peran pemikiran serta perasaan manusia ini berasumsi bahwa agama yaitu perihal suatu hal yang mempunyai arti untuk kehidupan manusia. pendekatan ini dikira lebih berbentuk menafsirkan ( interpretive ) daripada menjelaskan ( explanatory ). untuk teoretisi interpretif, penjelasan cuma pas bicara perihal benda, bukan hanya manusia.

sebaliknya, beberapa teoretisi fungsional amat tidak setuju dengan pendekatan yang berbentuk substantif. mereka berasumsi bahwa penjelasan juga absah untuk menjelaskan manusia. beberapa teoretisi fungsional berupaya lihat ke bawah atau dibalik pemikiran yang sadar dari orang yang religius untuk mendapatkan suatu hal yang lebih didalam serta tersembunyi. mereka berpendapat bahwa ada susunan sosial yang pokok atau penderitaan psikologis tanpa perhatian yang akar perilaku agama yang sesugguhnya. apakah akar-akar tersebut berbentuk sosial, individual, atau apalagi biologis, kemampuan -kekuatan yang memaksa ini - serta bukan hanya ide-ide yang oleh orang beragama sendiri dikira mengatur tindakan mereka - adalah karena agama yang sebenarnya dimanapun kita bisa menemukannya. kita akan menelusuri perbedaaan pada penjelas ( explainers ) dengan penafsir ( interpreters )

bagaimana metodologi buku ini ?
buku ini berusaha untuk, pertama-tama mengemukakan perihal kehidupan serta latar belakang juru bicaranya yang utama, lantas uraikan ide-ide pokoknya layaknya yang dihadirkan didalam sebagian teks sentral, serta selanjutnya memperhatikan tanda-tanda khasnya melewati perbandingan dengan teori-teori yang lain serta mencatat keberatan utama yang ditampilkan oleh beberapa pengkritiknya.

teori-teori agama didalam buku ini sudah diletakkan didalam satu rangkaian, baik urutan ataupun konseptual, perihal itu ditujukan untuk tunjukkan satu pola. sesudah memulainya dengan teori dari intelektual klasik, tylor serta frazer, kita dapat bergerak menuju pendekatan explanatory, menelusuri garis-garis fungsionalisme psikologis, sosial, serta ekonomi melewati freud, durkheim, serta marx. lantas berpindah ke eliade yang mengawali suat sistem menentang wujud pendekatan penjelasan ( explanatory ) yang lebih ekstrem ( kerap dimaksud dengan reduksionisme ), serta diakhiri dengan teori yang lebih mutakhir dari evans-pritchard serta geertz, yang keduanya bisa dikira berupaya menyingkirkan perbedaan interpretive-explanatory.

pertama-tama menjelaskan perihal dua istilah yang sangat mendasar didalam kajian setelah itu ; agama serta teori.

apa pun batasannya, pengertian yang biasa perihal istilah-istilah umum layaknya agama serta teori amat dibutuhkan untuk buku sejenis ini - bukan hanya cuma untuk titik tolak, namun juga sebagai tonggak panduan jalur kita untuk bergerak. pada waktu yang sama, kita juga mesti mencermati bahwa sebagian teoretisi yang dapat kita ulas sudah jadi senang dengan intuisi-intuisi pengertian umum.

seorang teoretisi barangkali bisa ikuti jalur yang diplih oleh durkheim serta eliade, yang lebih senang dengan rencana layaknya yang sakral ( sacred ) waktu mendeskripsikan karakter-sifat basic agama. lagi-lagi beberapa teretisi lebih senang dengan definisi-definisi substantif yang amat sama dengan pedekatan akal sehat. mereka mendeskripsikan agama didalam di dalam batasan kandungan konseptual, atau ide-ide, yang digerakkan atau dirasa mutlak oleh orang-orang yang religius. beberapa teoretisi lain berasumsi pendekatan ini terlampau restrictive, serta sebagai gantinya, merekamenawarkan satu definisi yang lebih fungsional. mereka mengesampingkan kendunagn ide-ide agama serta mendeskripsikan agama sebatas didalam batasan bagaiamna ia beroperasi didalam kehidupan mansuia. mereak mau tahu apa makna agama untuk seorang individu dengan psikologis atau untuk satu grup dengan sosial.

demikianlah kata teori, dengan sekilas inspirasi perihal penjelasan agama tidak sukar untuk dipahami. namun sesudah makin didalam orang memasuki usaha menjelaskan dengan sungguh-sungguh, amak dapat makin banyak keruwetan yang nampak.

di akhir survey ini dapat menyenangakan bila kita bisa mengeluarkan satu ketentuan simpel perihal benar serta salah pada tiap-tiap teoretisi kita. histori riset disenagian besar bidang, nilai teori jauh di luar fakta simpel benar atau salah. penjelasan yang salah, tetapi mendapatkan satu langkah yang nyaris baru saat melihat satu subyek atau buka satu jalur penelitian yang baru, bisa tambah lebih mutlak dari pada penjelasan yang benar tetapi melakuakn lebih sedikit dari meyatakan kembali apa yang tealh diketahui oleh tiap-tiap orang.

bila demikianlah, kita dapat berupaya sekuat tenaga untuk mengakhiri survey kita tidak dengan serangkaian ketentuan namun dengan serangakain perbandingan, menghimpun seluruh pandangan yang sudah kita ulas dengan terpisah sejauh ini serta mengukurnya dengan berbarengan dengan sebagian prinsip umum yang bisa diaplikasikan pada seluruh. didalam hubungn itu, kita mesti bertanya pada tiap-tiap teoretisi pertanyaan-pertanyaan seperti berikut : bagaimanakah teori itu mendeskripsikan subyek ? dengan rencana agama apa teori itu diawali ? ke-2, apa jenis teori itu ? dikarenakan penjelasan bisa beraneka, type info apa yang di tawarkan oleh seorang teoretisi, serta kenapa ? ketiga, bagaimana periodeuan teori itu ? yaitu, berapakah banyak prilaku keagamaan manusia yang bisa diterangkan ? seluruhnya ?atau cuma sebagian ? serta dari sisi itu, apakah teori itu betul-betul melakuakn yang ia klai ? keempat, apa bukti yang diangkat teori itu ? apakah ia berusaha untuk dengan mendalam menunjukkan berapakah fakta, inspirasi, serta kebiasaan rutinitas atau apakah ia membayar dengan sendirinya dengan luas sampai termasuk banyak ? apakah periodeun bukti itu cukup luas untuk beri dukungan jangakauan teori ? kelima, apa jalinan pada keimanan atau kekafiran pribadi seorang teoretisi dengan penjelasan yang ia kemukakan ? sautu penjelajahan perihal pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa cuma tunjukkan pada kita dimana teori-teori kita bersua serta di mana berseberangan; ia barangkali juga meyusun dugaan perihal hari esoknya.