Sukses Menyusui Meski Bekerja: Manajemen ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja
Sukses Menyusui Meski Bekerja: Manajemen ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja
Penulis: Syasya Azisya
Penerbit: Gema Insani, Jakarta, November 2010, 132 halaman
Buat seorang ibu yang bekerja, menyusui terkadang mengadapi banyak hambatan. Di antaranya karena tiadanya breastfeeding room, atau karena atasan dan rekan kerja yang tak mendukung. Belum lagi jika mengalami masistis (payudara membengkak dan sakit kepala) hingga puting datar. Padahal, pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak seharusnya tak menjadi penghalang bagi seorang ibu untuk menyusui, meskipun sang ibu bekerja.
Semua itu tertuang dalam buku Sukses Menyusui Meski Bekerja: Manajemen ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja. Buku ini juga mengaitkan kewajiban menyusui dalam agama Islam. Seperti tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 233: "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna." Juga diberikan berbagai kiat agar tetap menyusui meskipun bekerja.
Ada tiga peralatan yang dibutuhkan agar sukses menyusui, yakni berupa alat pompa elektrik atau manual, tas ASIP (ASI perahan), dan blue ice. Dibutuhkan manajemen laktasi agar sukses menyusui bagi ibu bekerja. Perlu diingat, semakin sering menyusui, produksi ASI akan semakin banyak karena produksi ASI berdasarkan supply and demand.
Sebenarnya informasi tentang menyusui bagi ibu bekerja banyak bertebaran di berbagai milis. Salah satunya di milis asiforbaby@yahoogroups.com. Website milik Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia ini pun kaya informasi tentang ASI dan manajamen laktasi bagi ibu bekerja. Namun buku yang mengulas khusus tentang menyusui untuk ibu bekerja bisa dihitung dengan jari. Jadi, tak ada alasan untuk tidak memberikan ASI, meski sang ibu bekerja di sektor publik.
Penulis: Syasya Azisya
Penerbit: Gema Insani, Jakarta, November 2010, 132 halaman
Buat seorang ibu yang bekerja, menyusui terkadang mengadapi banyak hambatan. Di antaranya karena tiadanya breastfeeding room, atau karena atasan dan rekan kerja yang tak mendukung. Belum lagi jika mengalami masistis (payudara membengkak dan sakit kepala) hingga puting datar. Padahal, pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak seharusnya tak menjadi penghalang bagi seorang ibu untuk menyusui, meskipun sang ibu bekerja.
Semua itu tertuang dalam buku Sukses Menyusui Meski Bekerja: Manajemen ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja. Buku ini juga mengaitkan kewajiban menyusui dalam agama Islam. Seperti tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 233: "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna." Juga diberikan berbagai kiat agar tetap menyusui meskipun bekerja.
Ada tiga peralatan yang dibutuhkan agar sukses menyusui, yakni berupa alat pompa elektrik atau manual, tas ASIP (ASI perahan), dan blue ice. Dibutuhkan manajemen laktasi agar sukses menyusui bagi ibu bekerja. Perlu diingat, semakin sering menyusui, produksi ASI akan semakin banyak karena produksi ASI berdasarkan supply and demand.
Sebenarnya informasi tentang menyusui bagi ibu bekerja banyak bertebaran di berbagai milis. Salah satunya di milis asiforbaby@yahoogroups.com. Website milik Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia ini pun kaya informasi tentang ASI dan manajamen laktasi bagi ibu bekerja. Namun buku yang mengulas khusus tentang menyusui untuk ibu bekerja bisa dihitung dengan jari. Jadi, tak ada alasan untuk tidak memberikan ASI, meski sang ibu bekerja di sektor publik.