Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Indonesia Bagian dari Desa Saya

Judul: Indonesia Bagian dari Desa Saya
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Sipress, 1998
Tebal: 248 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Harga: Rp. 80.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312

Membaca kembali tulisan Emha Ainun Nadjib di tahun 1970-an ternyata masih  relevan hingga zaman sekarang. Di masa mudanya, dia dikenal sebagai Visioner; karena dalam setiap tulisannya tampak adanya konsistensi pemikiran dan sikapnya, sekaligus keprihatinannya terhadap masalah sosial budaya dan politik bangsanya pada masa itu.

Siapa yang tak kenal Cak Nun -panggilan akrab Emha Ainun Nadjib-? Cak Nun sering dikenal sabagai penyair muda dan aktif dalam dunia drama serta sastra seumumnya. Banyak pula ia menulis esai tentang soal-soal kebudayaan dengan bahasanya yang lirik.

“Indonesia bagian dari desa saya” merupakan salah satu diantara beberapa esai-esai yang dikumpulkan dalam buku ini. Kumpulan esai  tersebut, pernah ia publikasikan di media massa dan terkadang dalam ceramah tamunya di beberapa Universitas di Indonesia.

Emha sangat sedih bahwa “zaman edan ” yang ia gambarkan tiga dekade silam membuat kepala kita pusing, tetapi sekarang ini malah membuat kepala kita pecah! Ia juga menggambarkan bagaimana asal mula era ini dengan mencontohkan budayanya, jenis tekstur keedanannya, sedikit mengukur kedalaman dan keluasannya, atau mencoba memaparkan sejumlah kegilaan yang semua orang alami sehari-hari, walaupun tidak semuanya sempat dideskripsikannya atau menyimpulkan nuansanya.

Tak lupa diajukan juga oleh esai Emha, bahwa masih banyak manusia-manusia yang utuh, berkualitas mendalam. Cerita-cerita dan laporan-laporannya tentang misalnya sang Kiai dengan Pak Cendhol, dan si anak kelas III SD, Masadji Pratama dll, direkam dan direnungkan selaku penguatan diri kita.

Dan ternyata tidak mau berhenti di masalah budaya saja.Emha menanjaki pula dimensi religiusitas yang sampai saat ini bukanlah suatu masalah lampau belaka. Halaman-halaman terakhir buku ini semakin mendalam ke arah pertanyaan The ultimate destination of mankind dikemas dengan gaya bahasa ke-jawa-an yang sering kali ia gunakan.Seperti  esainya “Berkatalah Sang Sufi: Ia Mati, Alhamdulillah……

Pemikiran Reflektif Emha seolah mendialogkan kembali pemikiran yang pastinya memiliki manfaat tersendiri bagi generasi sekarang ini. Lewat buku ini setidaknya kita diajak kembali berdialog tentang pemikiran itu dengan realitas sekarang; bahkan kemungkinannya di masa mendatang.