Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Perampok Bangsa-Bangsa: Mengapa Emas Harus Jadi Mata Uang Internasional?

Judul: Perampok Bangsa-Bangsa: Mengapa Emas Harus Jadi Mata Uang Internasional?
Penulis: Ahamed Kameel Mydin Meera
Penerbit: Mizan, 2010
Tebal: 330 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 50.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


1400 tahun yang lalu pada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan satu dinar untuk membeli kambing pada seorang pria bernama Urwah. Lalu Urwah karena kecerdasannya dalam jual-beli, ternyata bisa mendapatkan dua ekor kambing, dimana  salah satunya di jual Urwah kembali dengan harga satu dinar. November 2009, yakni saat dimana kata pengantar buku ini ditulis oleh Zaim Saidi, satu dinar adalah Rp 1,45 Juta, dan ternyata harga kambing di tahun 2009 tersebut masih tetap satu dinar. Sebagaimana dimasa lalu kalau beruntung nilai tersebut juga dapat dibelikan sekitar dua ekor kambing.

Bayangkan bagaimana stabilnya mata uang dinar/emas (dan juga dirham/perak) dalam 1400 tahun, dimana inflasinya nyaris 0%. Sebaliknya dengan uang kertas (Fiat Money), jika kita ambil sebagai sampel adalah uang rupiah.  Saat rupiah diciptakan tahun 1946, ternyata satu gram emas dapat kita beli dengan Rp 2 saja. Namun di tahun 2009 rupiah kehilangan daya beli sekitar 170 ribu kali untuk membeli satu gram emas yang sama.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? buku ini menganalisa sistem bunga yang bersinergi dengan uang kertas lah yang menjadi penyebab utama-nya. Sebenarnya hal ini sudah pernah saya baca dalam buku Satanic Finance karya Riawan Amin, namun Mydin Meera membahasnya secara lebih teknis dan mengacu pada teori2 di seputar dunia keuangan yang disajikan dengan penyederhanaan.

Apakah kita bisa menghindar dari system bunga ini?, sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Bin Hambal "Akan tiba masa ketika kalian tidak akan dpat menemukan seorang pun di dunia ini yang tidak makan riba. Dan bahkan ketika seseorang menyatakan bahwa dia tidak memakan riba, maka pastilah debu riba sampai kepadanya".

Mari kita lihat disekeliling kita, saat melewati jalan tol, apakah kita sadar bahwa jalan tersebut dibangun dengan bunga, yang tanpa sadar juga ikut kita bayar dengan menggunakan jalan tol. Bahkan nyaris semua layanan pemerintah yang kita gunakan berasal dari pinjaman pemerintah dari pihak asing dan tentu saja mengenakan bunga. Sebagian dari kita membeli rumah, kendaraan semua dari sistem perbankan yang menghalalkan bunga. Demikian juga gaji yang kita dapat ditransfer dari bank perusahaan ke akun pribadi.

Juga banyak orang yang tidak sadar bahwa tiga agama besar mulai dari Yahudi, Kristen dan Islam sebenarnya mengharamkan bunga. Dimana kita suci melarang riba ? alkitab melarang riba di Keluaran 22:25, Imamat 25:35-37, Mazmur 15:1-5, Yehezkiel 18:5-9, serta Lukas 6:32-36. Sementara dalam Qur'an kita menemukan larangan ini dalam Al Baqarah 2, Ali Imran 3, An Nisa 4, Ar Rum 30, Penulis juga mensinyalir dampak bunga ini menyebabkan fenomena kelaparan, tingginya kriminalitas, naiknya pengangguran, segregasi sosial, dan lain sebagainya. Buku ini menawarkan pemikiran ulang terkait penggunaan uang kertas, sekaligus menawarkan sistem baru dimana kestabilan mata uang diyakini dapat membantu terciptanya keadilan.

Ini jugalah yang menyebabkan meski ada banyak Negara kaya di dunia ini, namun pada prakteknya mereka terjerat hutang luar biasa besar, yang pendapatan mereka bahkan hanya sanggup membayar bunga-nya saja. Rasanya baru saja kita mendengar bagaimana pemerintahan AS sempat lumpuh karena permintaan tambahan hutang mereka di tolak oleh kongres.

Lantas apa solusi-nya? Mydin Meera menyarankan kembali ke emas, karena kelebihan emas adalah menjadi mata uang yang nyaris eksis disemua peradaban, ras dan keyakinan. Emas yang tersebar namun terbatas di berbagai wilayah dunia mengalahkan kerang, kulit dan garam, yang pada satu masa langka di tempat lain namun nyaris tak terbatas di tempat lain-nya. Tak banyak masyarakat yang tahu bahwa kata dinar sendiri berasal dari denarius, yakni bahasa latin, saat dimana Arab menerima budaya ini dari Kekaisaran Byzantium.

Keunggulan emas antara lain adalah memiliki nilai intrinsik, terbatas, sedikit namun bernilai, stabil sekaligus tahan lama (harta karun emas yang terkubur ratusan tahun di bawah lautan asin bahkan tetap terjaga secara murni), homogen meski dibagi-bagi (warna emas yang berbeda lebih karena proses pencampuran dengan bahan lain, namun tetap dapat dimurnikan kembali), dapat disimpan dan tetap bernilai, mudah dibawa, tidak habis karena dikonsumsi, tidak bisa dibuat dan dimusnahkan.

Lantas siapa dibalik semua ini yang menjadi dalang? bagi AK Mydin Meera semua ini dikendalikan konspirasi dimana IMF, World Bank juga turut serta berperan di dalamnya. Dengan mata uang kertas yang mereka cetak dengan harga murah mereka berhasil "memaksa" semua Negara untuk menggunakannya, maka tidak ada benda apapun di dunia ini yang tak bisa mereka beli dan dikombinasikan dengan jeratan hutang yang terus menerus berbunga, maka ini akan menghisap si peminjam sampai benar-benar habis. Orang mungkin lupa nyaris tidak ada Negara yang mengikuti resep IMF selamat, yang ada justru ketergantungan yang semakin tinggi.

Siapa Ahamed Kameel Mydin Meera? beliau adalah seorang professor di Fakultas Ilmu Ekonomi dan Manajemen di International Islamic University Malaysia (IIUM) yang meraih gelar Doktor-nya dari University of North Texas dalam bidang finansial. 

Ahamed Kameel Mydin Meera dalam buku ini mendedahkan mengenai apa hakikat uang kertas dan bagaimana cara kerjanya. Buku ini dengan telaten mengkritisi sistem moneter fiat berbasis bunga dan menunjukkan dampak-dampak apa saja yang dihasilkannya selain mengungkapkan secara metaforis dan historis bagaimana pada akhirnya masyarakat modern meninggalkan uang emas dan terjebak pada uang kertas yang berujung pada sirkulasi kapital di segelintir tangan orang. Sejak kehadiran uang kertas, fenomena kelaparan, kriminalitas, pengangguran, segregasi sosial, dan sebagainya, menjadi hal sama sekali baru dalam kemunculannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa persoalan ekonomi terkait erat dengan hal lain. Seperti pameo efek ,kupu-kupu dalam teori chaos, persoalan ekonomi turut memengaruhi hal lainnya.

Buku ini menawarkan proposal dan model penggunaan uang emas untuk keluar dari kekisruhan yang diakibatkan uang kertas. Di tengah luputnya pembahasan mengenai apa yang dimaksud uang itu sendiri dalam disiplin ekonomi, paparan dan penjelasan Mydin Meera dalam buku ini dapat membuat seseorang kembali memikirkan mengenai hakikat uang dan keislamannya serta mengapa dunia yang dihuninya pada saat ini berjalan seperti sekarang.