Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Tegang Bentang: Seratus Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia

Judul: Tegang Bentang: Seratus Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia
Penulis: Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia
Penerbit: Gramedia, 2012
Tebal: 180 halaman (art paper)
Kondisi: Bagus (stok lama)
Harga: Rp. 65.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Sejarah Arsitektur Modern Indonesia terbangun dari ketegangan pemikiran dan perdebatan tentang gagasan-gagasan arsitektural yang seringkali bertentangan. Namun, justru ketegangan-ketegangan itulah yang sampai sekarang mengakibatkan wacananya terus berlanjut, dan membangun bentang sejarah Arsitektur Modern Indonesia tersebut.

Perdebatan yang dibicarakan di atas juga terjadi di kalangan arsitek yang bekerja di Indonesia. Arsitek-arsitek muda Belanda yang bekerja di Indonesia di awal abad ke-20 menentang jenis arsitektur yang diciptakan oleh unit zeni militer di kepulauan jajahan. Beberapa arsitek seperti Schoemaker, Thomas Karsten dan Maclaine Pont merupakan arsitek muda yang progresif pada masanya. Kemudian masa sesudah tahun 1945, setelah Proklamasi Kemerdekaan, pertentangan antara pemikiran arsitektur baru dan yang mapan juga terjadi. Masa-masa ini ditandai dengan era arsitektur modern di Indonesia sebagaimana citra Indonesia yang ingin dibentuk oleh Sukarno.

Di masa 1950-an ada sebuah kelompok arsitek muda, ATAP, yang mengusung modernisme. Di masa setelah Sukarno ada Atelier 6 dengan konsep desain yang mencari lokalitas. Lalu, muncul sekelompok arsitek muda yang membentuk sebuah forum diskusi bernama Arsitek Muda Indonesia (AMI). Saat ini, muncul juga berbagai kelompok arsitek muda di beberapa tempat di Indonesia.

Memang, ada kalanya perdebatan-perdebatan tersebut kurang tampak pada permukaan. Tetapi, dari konsep-konsep desain, tampilan karya maupun pernyataan-pernyataan para arsitek dapat terlihat—albeit secara tersirat—adanya perdebatan antar generasi yang berbeda maupun antara arsitek-arsitek dari generasi yang sama. Perdebatan seperti ini masih merupakan kisah yang berlanjut hingga kini, sekalipun topik yang diperdebatkan telah berubah.