Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia: Kumpulan Catatan Perjalanan Jilid 3

Judul: Menyusuri Lorong-Lorong Dunia: Kumpulan Catatan Perjalanan Jilid 3
Penulis: Sigit Susanto
Penerbit: INSISTPress, 2013
Tebal: 308 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 45.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Ada beberapa negara di dunia berikut dimulai dari benua Eropa, Asia, hingga Afrika dijelajahi oleh Sigit Susanto. Ia menjelajah bersama istrinya Claudia. Sigit sendiri berkebangsaan Indonesia sedangkan istrinya berkebangsaan Swiss, dan mereka menetap dan tinggal di Swiss. Keduanya sangat menggilai yang namanya manjelajah setiap sudut dari dunnia  ini, menjelajah lorong-lorong dunia.  Mendulang sukses di buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia jilid 1 dan 2, kini Sigit Susanto kembali mengajak pembaca untuk menelusuri lorong-lorong dunia yang lain. Ini merupakan buku ketiga dari serangkaian buku catatan perjalanan yang ditulis oleh Sigit. Buku yang pertama terbit tahun 2005. Jika digabung dengan buku  ketiga ini, Sigit sejauh ini telah menjelajahi sebanyak total 36 negara. Beberapa negara dikunjungi lebih dari sekali, ada beberapa negara bahkan lebih dari lima kali, bukan saja ikut mengisi genre tulisan perjalanan, tetapi melengkapi dengan tema-tema yag selama ini ia gandrungi: sosial, politik, dan terutama sastra. Dengan terhidangnya jilid 3  ini, bolehlah kalau penulis disebut sebagai salah satu maestro penulisan catatan perjalanan di Indonesia.

Di buku ini negara yang dijelajahi itu  adalah: Kenya, India, Turki, Skandinavia, Polandia, Swiss, Mesir, Sisiliano (Italia), Hongkong, Kamboja, Yunani, dan Yordania.  Perjalanan ada yang dimulai dari bandara, stasiun kereta api, hingga pelabuhan. Menjelajah mengunakan bus sangat sering digunakan terutama jarak tempuh nya yang dekat dan sangat  efektif untuk melihat sesudut kota dan desa. Sigit agak sedikit berbeda dengan pelancong-pelancong kebanyakan. Kemana-mana ditangannya selalu ada alat tulis dan kamera. Dimana ketika beberapa pelancong beristirahat di hotel atau penginapan  ketika begitu sampai, misalnya, Sigit dan istrinya malah keluar untuk menapaki daerah sekitar. Kadang ia menyelusup ke dalam pasar, museum, kampus, perpustakaan, toko buku, gang-gang sempit perumahan, itu selain dari tempat yang memang disuguhkan untuk dikunjungi. Ia sangat mempergunakan waktu melancongnya sebaik mungkin.

Keunikan Sigit dalam memaparkan kisah perjalanannya yaitu dari tema yang diusung. Sigit tidak hanya mendeskripsikan bagaimana keadaan suatu negara itu dari sisi geografis, hal-hal yang kelihatan secara fisik, tapi labih jauh yaitu adanya bahasan tentang sejarah, kondisi politik dulu dan sekarang, realita sosial, dan yang tidak lupa sastra. Terlebih dari bahsan mengenai sastra, Sigit menyuguhkan bacaan sastra dari penulis-penulis setempat. Baginya karya sastra dari negeri asing yang dikunjungi merupakan miniatur dari negara itu sendiri. Sigit dalam bukunya  ini juga  menyoroti secara sepintas bagaimana perbedaan prilaku masyarakat di berbagai  negara. Misal dari cara makan, berpakaian, cara berdagang, pendidikan, berbicara, kebudayaan, bahkan hingga kebiasaan yang jarang diperhatikan misal permainan anak-anak desa di luar negeri. Yang paling tidak ditinggalkan dari setiap rangkaian perjalanan yaitu wisata kulinernya yang juga tak luput dari incaran Sigit.

Tak luput olehnya adalah negeri sendiri, Indonesia. Segala sesuatunya yang ditemukan oleh Sigit di perjalanan selalu dikaitkan dengan negara dan bangsa sendiri. Yang paling selalu terlihat seperti suatu kebetulan adalah ketika dimana ia selalu bertemu dengan orang Indonesia ditengah perjalanannya. Baik imingran yang sudah bukan berkewarganegaraan Indonesia maupun tenaga  kerja Indonesia di luar negeri.

Sigit sendiri di bagian pengantarnya yang dibuat seperti sebuah wawancara dengan editor, yaitu ada kelemahan dalam tulisannya. Kelemahannya terletak pada memadukan antara narasi dan data. Jika ia menulis dengan catatan yang minim data, atau sebut saja hilang catatan perjalanan itu, maka akan gemuk narasinya.

Dari seorang mestro perjalanan menjelajah sudut bumi, patut dipelajari tekadnya Sigit dalam menapaki satu negara ke negara lainnya. Jika ternyata diantara kita ada yang tertarik untuk mencoba menelusuri dunia yang luas ini, bisa dimulai dengan kisah yang dituturkan Sigit dalam bukunya ini.