Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kiai Ahmad Dahlan: Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan

Judul: Kiai Ahmad Dahlan: Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan
Penulis: Abdul Munir Mulkhan
Penerbit: Kompas, 2010
Tebal: 327 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312


Kiai Ahmad Dahlan tak hanya dikenal sebagai pendiri Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah. Gerakan dan pemikirannya juga dikenal sebab selalu berlandaskan pada nilai moral dan sosial. Keberpihakannya kepada masyarakat dan upaya “pelurusan” terhadap nilai-nilai Islam merupakan bagian penting dari pemikiran yang dijawantahkannya kedalam Muhammadiyah. Maka, penyematan atas dirinya sebagai tokoh pembaharu sosial dan kemanusian adalah sebuah kepantasan.

Dalam buku ini, Abdul Munir Mulkhan menerangkan secara detail bagaimana pengembaraan pemikiran dan kehidupan Kiai Ahmad Dahlan di dalam melakukan pembaharuan sosial kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini setidaknya digambarkannya secara singkat dalam halaman xiv. Baginya, sosok pemikiran dan kehidupan Kiai Ahmad Dahlan penting dikenali kembali untuk memahami pergumulan dua pandangan yang saat ini saling berebut pengaruh. Pertama, kaum konservatif yang dengan keras menolak ide dan pemikiran yang datang dari barat. Mereka bahkan menolak istilah-istilah yang selama ini dikenal dari barat dan menolak bekerja sama dengan barat.

Kedua, kaum liberal yang memandang perlu terus dilakukan penafsiran ulang terhadap Al-Quran dan Sunnah. Sebuah penafsiran serupa yang juga pernah dilakukan oleh Kiai Ahmad Dahlan. Hal ini pula yang menjadi gagasan penting dari pembaharuan Muhammadiyah saat ini yang ingin menemukan khittah pergerakan yang besumber dari gagasan otentik Kiai Ahmad Dahlan.

Pemikiran yang utama dan pertama dari Kiai Ahmad Dahlan adalah etika welas asih. Ketika publik saat itu memandang haram seorang Muslim berteman dengan orang-orang Belanda dan beragama Nasrani, Kiai Ahmad Dahlan justru mendirikan rumah sakit dan bekerja sama dengan dokter-dokter berkebangsaan Belanda dan beragama Nasrani secara sukarela. Diakui, etika welas asih ini pula yang menjadi landasan prinsip penting dari pergerakan Muhammadiyah. Seorang Soetomo menjelaskan bahwa prinsip welas asih ini menjadi kekuatan yang menggerakkan seseorang melakukan tindakan sosial membela sesama yang bisa menandingi tesis Darwinisme yang mengandalkan kekuatan persaingan (hal.2).

Kerja sosial Dahlan diatas didasari pandangan bahwa kebenaran dan kebaikan Islam ialah manfaatnya bagi semua orang tanpa batas agama dan bangsa. Alquran harus dipahami dengan akal dan hati suci serta diamalkan dengan welas asih (cinta kasih). Dari sini kemajuan peradaban dan iptek dikembangkan, keselamatan duni dan kemanusiaan universal dicapai. Akal suci berpikir sesuai fakta, cermat dan kritis, meletakkan relativitas kebenaran iptek, mencari kebenaran yang lebih bermanfaat bagi hidup semua orang. Hati Suci dan welas asih ialah kesediaan menahan nafsu, bersedia berkurban, tidak malas memperjuangkan kebaikan dan kebenaran, menjadikan keluhuran dunia sebagai jalan mencapai keluhuran akhirat (hal.74).

Dari kerja Kiai Dahlan, tumbuh suatu sistem nilai dan tradisi kependidikan dalam pengertian yang luas. Dan ini juga yang mendasari pergerakan Muhammadiyah dari dulu hingga sekarang. Setiap orang wajib menyebarkan ilmu sekaligus ajaran Islam kesemua orang di semua tempat, menjadi guru sekaligus murid, belajar dan juga mengajar untuk sebuah kebaikan hidup bagi seluruh umat manusia.

Muhammadiyah dikenal luas karena “keberhasilan” mengelola pendidikan yang dimulai dari sejak gerakan ini didirikan Kiai Ahmad Dahlan tahun 1912. Banyak pendidikan Muhammadiyah yang telah dikenal dan menjadi unggulan di mata masyarakat. Walaupun kegiatan pendidikan Muhammadiyah belum mampu menjadi model yang dapat diterapkan dalam skala nasional.

Mengamati perjalanan Muhammadiyah selama satu abad, cara kerja dan cara hidup keberagamaan pemeluk Islam di negeri ini, merupakan eksemplar atau pentradisian yang dulu dipelopori gerakan ini dengan berbagai hambatan dan rintangan. Namun, perlu diakui bahwa pemikiran dan kehidupan Kiai Ahmad Dahlan dapat dikategorikan sebagai pelopor penting dari pembaharuan sosial dan kemanusiaan Indonesia untuk menjadi lebih baik.