Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Tongkat El Hakim

Judul: Tongkat El Hakim
Penulis: Taufiq El Hakim
Penerbit: Navila, 2000
Tebal: 286 halaman
Kondisi: Bagus (stok lama)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312
PIN BBM: 5244DA2C


Tongkat El Hakim, menampilkan dialog antara Taufiq El Hakim dengan tongkatnya. Sang tongkat "dihidupkan" sebagai sesosok figur untuk menjelaskan dan sebagai sarana menyampaikan gagasan-gagasan penulis. Sang tongkat juga dipakai sebagai sarana membuka tabis gaib, melalui dialog dengan tokoh-tokoh di akhirat, seperti Romeo, Cleopatra, Henry Ford dan sebagainya. Pembahasan metafisis itu tetap menggunakan bahasa yang lincah, cerdas dan nakal.

Ketika menerima hadiah Nobel di bidang sastra Naquib Mahfouz menyatakan, sebenarnya yang berhak menerima hadiah itu adalah gurunya, Taufiq El Hakim dan Taha Husain. Taufiq El Hakim dipandang guru karena pengarang drama, cerpen dan novel ini dianggap sebagai puncak prestasi aliran realisme sastra di Mesir. Keistimewaan lelaki yang dilahirkan di Iskandariyah Mesir, 1897 ini dalam menulis karya-karyanya selalu menggunakan bahasa yang lincah, tangkas dan terkesan nakal.

Taufiq sering menyentuh “wilayah metafisis,” seperti terlihat dalam bagian pertama buku ini. Dalam bagian pertama kita dipaksa tersenyum melihat kenakalan dan keliaran Tauñq (dan ia memang jago dalam hal itu). Ia mengajak kita terbang ke dunia lain yang ia sebut akhirat, untuk berbicara dengan tokoh- tokoh yang nyata, seperti Hawa, Napoleon, Jean D Arch, Hitler dan Cleopatra, juga diajak menyelami tokoh-tokoh fiksi seperti Juliet dan Roemo. Penyebutan akhirat, tentu ada tujuan tersendiri, tapi sekilas kita bisa melihat kecerdikan Taufiq, ia tidak terjebak pada wilayah yang bisa menyulut kontroversi, seperti misalnya menyebut surga.

Bicara akhirat, alam metafisis, termasuk mengajak dialog dengan setan, bukan sesuatu yang asing dalam karya-karya doktor lulusan Prancis ini. Dalam naskah dramanya, “Setan Dalam Bahaya”, juga pada cerpennya yang berjudul “Dunia Sandiwara”, “Mac dan Cleopatra’ dan sebagainya. Hal yang membedakan Naquib dan Taufiq adalah misi. Taufiq lebih religius. unsur Islam sering menonjol, seperti dalam dramanya “Ahlul Kahf°, dalam cerpennya “lblis” juga dalam dialog-dialog yang tangkas dalam buku ini. seperti “Jumpa Qosim Amin”, “Tiga Musuh” “Tiga Buah Bola” dan sebagainya.

Sebagian karya sarjana hukum lulusan, Mesir, yang pernah menjadi anggota Majelis Tinggi Seni ini telah dialih-bahasakan dalam bergai bahasa antara lain, Prancis, Inggris, Rusia dan Spanyol. Dalam buku Tongkat El Hakim ini, terutama bagian kedua, banyak renungan-renungan Taufiq yang sesuai dengan kondisi sosial-politik bangsa Indonesia saat ini.