Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Menyinari Relung-Relung Ruhani: Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi

Judul: Menyinari Relung-Relung Ruhani: Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi
Editor: Cecep Ramli Bihar Anwar
Penerbit: Ilman & Hikmah, 2004
Tebal: 211 halaman
Kondisi: Bagus (stok lama)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312
PIN BBM: 5244DA2C


Ada banyak relung ruhani dalam diri kita: akal, jiwa, hati, ruh, sirr (rahasia) dan seterusnya. Namun, tak jarang relung-relung itu dipahami secara simpang siur. Misalnya, ada orang yang menyamakan ruh dengan jiwa, jiwa dengan hati dan sebagainya. Atau kalaupun tidak menyamakannya, mereka kesulitan untuk membedakan relung-relung tersebut berikut fungsi-fungsi kecerdasan (kesadaran)-nya.

Dalam tasawuf, relung-relung tersebut disebut lathaif, yakni dimensi-dimensi lembut atau halus dalam tubuh kita yang menandai proses-proses psikologis-spiritual. Relung-relung itu dipetakan secara bertingkat-tingkat di mana setiap relung (lathifah) memiliki fungsi kecerdasannya sendiri. Para sufi telah mengembangkan teknik-teknik memaksimalkan kecerdasannya agar pada akhirnya mencapai ''puncak kecerdasan''. Dalam perkembangan psikologi mutakhir, relung-relung itu pun rupanya mulai ''terdeteksi'' secara empiris. Misalnya, dengan memakai mesin-mesin para psikolog transpersonal telah mulai mempelajari eksistensi ruh. Bahkan, para pakar neuro-psikolog telah menemukan semacam God spot atau ''titik Tuhan'' berupa bagian otak tertentu (lobus temporal) yang menghubungkan kita dengan pengalaman-pengalaman spiritual. Belum lagi dengan ''ditemukannya'' emotional intelligence (EQ) oleh Daniel Goleman, moral intelligence oleh Robert Coles, dan terakhirspiritual intelligence (SQ) yang oleh Danah Zohar dan Ian Marshall disebut-sebut sebagai puncak kecerdasan -- berikut teknik-teknik yang dikembangkan mereka untuk memaksimalkan berbagai kecerdasan tersebut.

Buku ini berupaya mensinergikan tasawuf dengan psikologi. Dalam bagian pertama, ia menguak dan memetakan relung-relung ruhani dengan sepenuhnya memakai kaca mata sufi. Sedangkan dalam badian kedua, ia menyajikan berbagai manfaat praktis dari penguakan tersebut --untuk meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang sejati-- dengan memakan kaca mata sufi sekaligus psikologi modern. Dalam bagian kedua inilah kita lebih bisa melihat adanya semacam silang kontribusi antara tasawuf dan psikologi.