Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Salju di Paris (Sitor Situmorang)

Judul: Salju di Paris
Penulis: Sitor Situmorang
Penerbit: Grasindo, 2004
Tebal: 111 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Harga: Rp. 30.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Kumpulan cerpen karya Sitor Situmorang ini adalah cuplikan dari 3 kumpulan cerpen yang pernah diterbitkannya, yaitu "Salju di Paris", "Pertempuran", dan "Pangeran". Dengan membaca 12 cerpen ini, aku serasa menyelam dalam tahun 40an, dengan bahasa yang puitis dan indah.

Buku ini terdiri dari 2 bagian, yakni "Salju di Paris" yang terdiri dari 6 cerpen yang berkisah tentang petualangan Sitor di luar negeri, dan "Harimau Tua" berisi 6 cerpen dengan latar belakang dalam negeri yang sebagian besar berlokasi di Sumatra Utara, kampung halaman Sitor.

Kisahnya tentang cinta, pertemuan, hubungan keluarga, serta adat-istiadat. Gaya penceritaannya yang bernuansa Melayu, membawa dalam jalinan kisah yang mengalir. Kisah berjudul "Fontenay Aux Roses", kisah tentang seorang gadis yang misterius, yang muncul di balik jendela buram dengan pot bunga. Ada nuansa kelam disertai percikan warna ceria maupun duka di sana.

Juga ada kisah "Kereta Api Internasional", penggambaran beragam karakter teman duduk di sebuah kereta. Kita bisa bayangkan situasinya, meski dalam imaji baru sebatas keriuhan suasana kereta api ekonomi di negara itu. Semoga suatu hari kita dapat menikmati suasana dalam kereta api internasional seperti Sitor.

Inilah sekeping cuplikan cara Sitor memukau pembacanya, dalam cerpen "Jin":
Pada pagi cerah demikian, cuaca mendapat sinarnya dari dalam danau yang bening. Matahari di langit berwarna sutera berdianglah pada udara pagi yang bergema karena beribu suara halus, bergabung menjadi bisikan.

Rasanya ada sesuatu yang berdesir kala membaca untaian kata-kata yang lembut dan merasuk ke dalam hati. Inilah kekayaan bahasa yang di masa kini mungkin sudah banyak ditinggalkan dengan penggunaan bahasa gaul yang kadang membuat kata asli itu tak lengkap ditulis atau diselewengkan, sehingga mengalami penurunan arti. Kita akan suka dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan kisah seperti yang Sitor gunakan, namun tak terkesan kaku, justru memuat kekayaan pengertian.

Sitor memang bukanlah jurnalis biasa, ia adalah seorang sastrawan yang mewarnai angkatan 45, dan telah mewarnai hari-hari banyak orang dengan kisah-kisahnya.