Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi

Judul: Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi
Penyunting: William H. Frederick & Soeri Soeroto
Penerbit: LP3ES, 1982
Tebal: 492 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Terjual Jakarta Selatan


Kebanyakan buku sejarah yang menerangkan hanya sebatas peristiwa yang terjadi memberikan gambaran yang buram terhadap kebenaran hakiki sejarah itu sendiri, sehingga sulit untuk menemukan gagasan atau konsep tentang sejarah dan bentuk dari hasil rekonstruksi masa lampau menurut pandangan dan minat para penulisnya. Dalam bab terakhir dicoba diungkapkan buku–buku referensi, keadaan sumber dan tempat memperolehnya, begitupula karya–karya sejarah sejak zaman kemerdekaan, baik yang bersifat umum maupun yang khusus dilihat dari tema dan periodenya.

Karena tujuannya memeng mengungkapkan contoh–contoh maka di dalamnya tidak terdapat analisa dan generalisasi atau tafsiran sebagaimana lazimnya terdapat di dalam suatu penulisan sejarah. Di dalam buku ini terdapat 5 bab dengan karakteristik menurut kronologi kejadian yang dihubungkan dengan pemahaman sebuah sejarah. Adapun babnya adalah sebagai berikut:

Bab 1 Mengenal, Memikirkan dan Mengarang sejarah
Bab 2 Pandangan dan filsafah Sejarah
Bab 3 Karya sejarah dari Masa Sebelum revolusi
Bab 4 Karya Sejarah dari Masa Sesudah revolusi
Bab 5 Menggali sejarah indonesia: Alat–alat sejarawan dan Sumber–sumber Umum

Bab 4 bagian 12 akan dibahas mengenai Sejarawan dan Masa sekarang: Menggali sebab Akibat Pemberontakan. Peristiwa pemberontakan di Ambon tidak diduga sebelumnya, munculnya RMS yang diproklamirkan secara terang–terangan sehingga mengusik integrasi Indonesia. Untuk mengusut kenapa orang Ambon kita lihat peranannya. Kita bedakan orang Ambon yang berada di Maluku Tengah dengan orang Ambon di luar Maluku Tengah,. Sejak Abad ke 17 wilayah ini telah diperintah oleh Belanda. Wilayah ini tidak mengenal sistem kerajaan sehingga tidak pernah merasakan birokrasi tradisional. Susunan masyarakat yang terpenting adalah para rajapati (penguasa desa atau negeri), anak nagari dari setiap daerah terbagi dalam kelompok–kelompok, masing–masing terdapat patron client.

Orang terpelajar pada umumnya terdapat di kota Ambon, tetapi tidak sedikit pula yang masuk ke sekolah Belanda yang diciptakan untuk umum. Muncul organisasi–organisasi lokal seperti Serekat ambon, Ambonsche Studiofond, moeria (organisasi sosial KNIL). Salah satu faktor yang penting yaitu KNIL, hampir semua keluarga (clan) mempunyai seorang anggotanya dalan KNIL, mereka menganggap KNIL dari Ambn yang paling profesional. Hal ini didasarkan pada Kultus Yongker, suatu mitos keberanian salah satu keturunan Ambon yang sangat dikagumi hingga menjadi suatu dewa yang dimitoskan.

Perang Dunia II dan revolusi Indonesia menghancurkan sendi–sendi kehidupan Hindia Belanda, Jepang menganggap sama orang Ambon dan Belanda sehingga banyak eks KNIL ditangkap dan ditahan. Munculnya NIT memberikan peluang bagi bergesernya status Ambon yang akan dijadikan suatu kesempatan pemisahan kekuasaan. RMS, Sumoakil dan penumpasannya sebagai implikasi perbedaan pandangan pada waktu revolusi sehingga muncullah separatisme.

Usaha–usaha penumpasan RMS maka cita–cita integrasi wilayah itu menjadi kenyataan. Pembangunan di segala bidang dapat mengatasi kekacauan yang terjadi. Dalam usaha ini memang perlu diperhatikan mengenai pengetahuan kita tentang masyarakat dan kebudayaan pemerintah pusat yang melayani berbagai perbedaan masyarakat dan budaya di Indonesia. Masalah RMS di Netherland, sebetulnya bukan masalah pokok Indonesia. Tetapi di sini mungkin perlu diutarakan bahwa pihak belanda dan indonesia menganggap bahwa ini merupakan persoalan sosial bukan persoalan politik.