Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kampus Kabelnaya: Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet

Judul: Kampus Kabelnaya: Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet
Penulis: Koesalah Soebagyo Toer
Penerbit: KPG, 2003
Tebal: 204 halaman
Kondisi: Bekas (bagus)
Stok kosong

Kampus Kabelnaya merupakan catatan mahasiswa Indonesia yang pernah belajar di Uni Soviet. Adalah Koesalah Subagyo Toer yang menempuh pendidikan di Uni Soviet pada kurun waktu 1960-1965. Waktu studinya bertepatan dengan era perang dingin antara blok barat dan blok timur. Ketika itu persahabatan Uni Soviet dengan Indonesia sedang hangat-hangatnya. Pemerintah Uni Soviet membuka universitas persahabatan bangsa-bangsa bagi pemuda asia-afrika-amerika latin yang kurang mampu. Koesalah yang drop out dari fakultas sastra UI mendaftar untuk melanjutkan kembali pendidikannya. Ia diterima dan berangkat ke Moskwa setelah menikah terlebih dahulu dengan kekasihnya.

Ada sekitar 700 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang belajar di Universitas Persahabatan Bangsa-bangsa. Koesalah harus membiasakan diri dengan iklim dingin Rusia. Sebagian besar waktu orang Rusia dihabiskan di dalam ruangan. Mereka keluar hanya beberapa jam di setiap harinya. Untuk orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis mungkin perlu penyesuaian yang cukup sulit. Koesalah kadang memakai baju berlapis-lapis untuk tidur, Mischa temannya orang Rusia malah bisa pakai celana pendek saja. Yang membuat saya terkesan adalah orang-orang Rusia langsung menyebut nama Presiden Soekarno jika Koesalah mengatakan asalnya dari Indonesia.

Bacaan mengenai pengalaman studi di negara-negara eropa barat atau amerika serikat sudah banyak. Sementara pengalaman belajar di negara-negara eropa timur masih jarang. Pengalaman Koesalah menggambarkan semangat pemuda yang ingin belajar demi membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Ia sempat mengalami dilema batin ketika Istrinya yang ditinggal di Indonesia memintanya untuk pulang dan jangan kembali. Antara ilmu dan istri, ia memilih kehilangan istri dan tetap bertahan di moskwa. Koesalah juga mengamati budaya dan masyarakat Rusia. Bahasa rusia juga diselipkan di tulisan-tulisannya. Di bagian akhir buku terdapat lampiran teks rusia beserta terjemahannya. Alfabet rusia memang unik, bentuknya seperti ukiran. Salut dengan kemampuan bahasa yang dimiliki pak Koesalah sehingga saat ini pembaca Indonesia bisa menikmati karya sastra dunia khususnya sastrawan Rusia.