Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Pikiran dan Aksi Kiai Sadrach: Gerakan Jemaat Kristen Jawa Merdeka

Judul: Pikiran dan Aksi Kiai Sadrach: Gerakan Jemaat Kristen Jawa Merdeka
Penulis: Lydia Herwanto
Penerbit: Mata Bangsa, 2002
Harga: 192 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok Kosong


Kajian sejarah ini mengungkapkan sepenggal riwayat kristenisasi di Indonesia, khususnya di Jawa pada perempat akhir abad xix. Di sini tergambar dengan cukup mendetail tarik-menarik sejumlah kekuatan sosiopolitik kultural dalam perebutan supremasi ideologi, yakni antara Islam di satu sisi, dan kristen-yang menyertai kolonialisme dari Eropa-di sebrangnya, serta Jawa sendiri sebagai lahan perebutan.

Namun, Jawa adalah kekuatan kultural yang liat dan luwes, Jawa tak menjadi sepenuhnya islam ataupun kristen. Sadrach adalah penggembala jemaat sekaligus kiai.

Buku ini berisi cerita Sadrach Radin yang keliling Jawa untuk mensyiarkan agama Kristen. Ini yang membedakan dengan penginjil Eropa yang lain. Sadrach mendekati para penduduk dengan budaya Jawa bukan tafsir kitab yang ortodoks yang melarang ini dan itu. Cara Sadrach yang kadang masih menggunakan klenik untuk menyebarkan agama Kristen dianggap menyimpang oleh penginjil Eropa, dalam hal ini Belanda. Karena saat itu, kolonialisme Belanda sedang naik daun. Dan saya pikir, inilah yang menarik dari sosok Sadrach Radin. Dia tetap menegaskan kemanusiaannya sebagai orang yang terlahir di Jawa sehingga dia 'memberontak' dengan aturan Kristen pusat dan membuat tafsir ajarannya sendiri. Kondisi inilah yang menurut saya membuat khawatir Belanda, karena bisa jadi Sadrach melakukan pemberontakan terhadap Belanda waktu itu karena bisa mengumpulkan massa dengan gaya yang karismatis. Pembentukan Jemaat Kristen Jawa Merdeka adalah sebuah perlawanan Sadrach Radin atas penafsiran tunggal agama yang dilindungi kekuasaan. Setelah mendirikan sekte ini, Sadrach Radin mengubah namanya menjadi Sadrach Suropranoto. Penyebutan kata kiai di depan nama Sadrach disebabkan pada zaman itu, belum ada sebutan untuk tokoh Kristen.

Sinkretisme Kristen dengan Jawa ala Kiai Sadrach ini juga dialami oleh agama-agama yang lain ketika masuk dan berkembang di Pulau Jawa. Jawa tak sepenuhnya menjadi Kristen. Jawa tak sepenuhnya menjadi Islam. Jawa memiliki budaya yang liat dan luwes. Jawa menjadi perebutan bagi agama-agama untuk menancapkan kekuasaannya. Islam yang datang dari Arab dan Kristen yang datang bersama kolonialisme Eropa. Jika hari ini, malah kita saksikan orang Jawa cenderung malah bertindak tanduk (dalam beragama) ke-arab-araban atau ke-eropa-eropaan, patut kita tanyakan identitasnya sebagai orang Jawa atau seolah-olah Jawa.

Ada yang unik dari proses sinkretisme Kristen Jawa ala Kiai Sadrach ini, yaitu saat Kiai Sadrach memenangkan sebuah debat dengan seorang kiai Islam dengan taruhan yang kalah harus mengikuti agama yang menang. Kiai Sadrach menjadi pemenang. Dan kiai ini dengan para muridnya berbondong menjadi pemeluk agama Kristen dengan menyandang nama baru. Dari Kiai Kasan Mataram menjadi Paulus Kasan Mataram.