Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Seni Mencinta

Judul: Seni Mencinta
Penulis: Erich Fromm
Penerbit: Sinar Harapan, 1983
Tebal: 155 halaman
Kondisi: Buku bekas (bagus)
Terjual Jogja


Jika cinta itu seni, maka ia membutuhkan pengetahuan dan usaha. Ataukah cinta itu hanya perasaan menyenangkan, yang kebetulan jatuh pada mereka yang beruntung?

Kalimat di atas saya kutip dari buku legendaris Erich Fromm, yang berjudul The Art of Loving. Kalau belum pada baca, saya sarankan segera iqro' alias bacalah. Buku ini menawarkan alternatif cara pandang kita terhadap cinta. Fromm bisa menjelaskan mengapa kita selalu mencari "the right one", mengapa kita selalu menganggap ajang pencarian jodoh sebagai suatu pergelutan dalam pasar, mengapa kita selalu menghitung untung-rugi dalam membangun hubungan dengan seseorang, mengapa cewek memantaskan dirinya dengan cara berdandan cantik dan bersifat lembut, dan cowok dengan berpendidikan tinggi, serta berpenghasilan mapan--dengan berpegang pada prinsip Marxisme.

Kalimat yang paling saya ingat dari buku ini adalah "Love is an activity, not a passive affect. It is 'standing in', not 'falling for'." Guru saya pernah bilang, cinta itu seperti melompat dari Menara Eiffel jam tiga pagi. "It is not that I happened to love you," kata dia. "It is that I will love you." Kalau ada yang bilang jatuh cinta sama kita, jangan senang dulu. Sekarang dia boleh jatuh, tapi besok bisa bangkit dan jalan lagi seperti tidak pernah terjadi apa-apa, lho.. :P

Jadi apakah kita memilih untuk jatuh cinta, atau cintalah yang memilih kita?
Kata Erich Fromm, bukan itu soalnya. Kita bisa mengalami ketertarikan dengan siapa saja dan kapan saja, tetapi mau diapakan ketertarikan itu? Cinta yang dibicarakan Fromm sepertinya adalah cinta yang diwujudkan dalam suatu hubungan yang berkomitmen. Cinta adalah sesuatu yang harus dirawat dan dikembangkan. Kalau kita merasa cinta pada seseorang, kita harus bertanya pada diri sendiri: apa yang bisa saya berikan untuk orang yang saya cintai? Memberi, bukan diberi. Menyayangi, bukan disayangi. Menjaga, bukan dijaga.

Lalu bagaimana dengan ketertarikan kita pada orang lain, yang mungkin terjadi berkali-kali sepanjang hidup? Jawablah ketertarikan itu dengan prinsip yang sama: perilaku aktif, bukan pasif. Sadari ketertarikan itu dan ubahlah menjadi suatu tindakan yang produktif. Soalnya, suka itu bisa tidak sengaja, tapi butuh tanggung jawab untuk mengubahnya jadi cinta.