Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Art of Loving (Erich Fromm)

gambar
Rp.55.000,- Rp.40.000 Diskon
Judul: The Art Of Loving
Penulis: Erich Fromm
Penerbit: Gramedia, 2020
Tebal: 188 halaman
Kondisi: Bagus (Ori Segel)

The Art of Loving adalah sebuah buku yang membahas tentang cinta, teori, obyek dan aplikasi. Di antara banyak referensi tentang cinta, buku karangan Erich Fromm ini lebih sering menjadi referensi utama psikologi ketika ingin membahas tema tentang cinta. Erich Fromm adalah seorang Psikoanalis yang banyak menaruh perhatian pada karakter sosial masyarakat modern.

Erich Fromm adalah warga Jerman yang mempelajari psikologi, filsafat, dan sosiologi. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh psikoanalisis bersama Freud. Yang membedakan di antara keduanya adalah Erich Fromm menekankan kepada peran sosio-ekonomi dalam pembentukan kecenderungan-kecenderungan yang membangun karakteristik kepribadian seorang individu. Tak dapat dipungkiri bahwa tulisan dan pemikiran Erich Fromm dipengaruhi oleh seorang ideolog yang memberikan ‘antitesis’ terhadap wajah Barat, yaitu Karl Marx.

Orang-orang memberdayakan diri mereka, memproduktifkan diri mereka untuk memperoleh jabatan dan kekayaan material, supaya mereka dicintai. Inilah salah satu ‘penyakit’ yang sedang menjadi virus tanpa wujud, ketika orang-orang tergila-gila untuk dicintai, dan lupa bagaimana mencintai seseorang. Padahal mencintai akan memberikan kita suatu ‘keuntungan’ yang bukan hanya bersifat material sesaat, tapi juga memberikan ‘keuntungan’ terhadap jiwa kita. Tindakan mencintai bukan hanya dilakukan dengan melakukan sesuatu atau menggerakkan tubuh untuk melakukan sesuatu. Bukan demikian. Justru, tindakan yang merupakan kegiatan tertinggi adalah kontemplasi menuju yang transedental.

Ada salah satu dasar bagi Fromm dalam memandang cinta. Bagi Fromm, seluruh cinta yang ada di alam semesta merupakan representasi cinta Tuhan dan menjadi ‘wujud’ cinta terhadap Tuhan. Fromm menyatakan bahwa cinta tak akan mengerdilkan diri kita, pasangan kita, atau siapapun yang ada di sekitar kita. Cara kita mencintai justru diupayakan untuk mengembangkan seseorang yang kita cintai, menjadi dirinya sendiri, seutuhnya.

Inilah pentingnya mencintai berdasakan keberadaan Tuhan. Ketika kita dan seseorang yang kita cintai menyadari bahwa diri masing-masing merupakan bagian dari ciptaan Tuhan; keduanya pun akan menyadari sepenuhnya bahwa diri masing-masing adalah satu walaupun nyatanya tetap ada dua, sebagai representasi keutuhan diri.

Erich Fromm mengulas tentang hakikat cinta dengan bahasa yang teoritis tetapi substantif dan sangat mudah dipahami. Menurutnya, setiap teori tentang cinta harus dimulai dengan teori tentang manusia, tentang eksistensi manusia. Dan salah satu eskistensi tersebut adalah bahwa manusia mempunyai kehidupan yang sadar akan dirinya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya, akan diri sesamanya, akan masa silam, serta kemungkinan-kemungkinan masa depannya. Manusia juga mempunyai kesadaran akan jangka hidupnya yang pendek, akan fakta bahwa ia dilahirkan diluar kemauannya dan akan mati diluar keinginannya. Juga kesadaran bahwa dia akan mati mendahului orang-orang yang dicintai atau mereka yang dia cintailah yang akan mendahuluinya.

Setelah mengulas teori tentang cinta, Erich Fromm kemudian menjabarkan obyek-obyek cinta yang berbeda yang ada pada manusia, yaitu: Cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotik, cinta diri dan cinta Tuhan. Cinta persaudaraan berbeda dengan cinta keibuan, begitu juga berbeda dengan cinta erotik, diri atau Tuhan.

Sebuah karya penting yang menunjukkan kepada Anda bagaimana menumbuh kembangkan hubungan kasih sayang Anda dan memperkaya hidup Anda.The Art of Loving telah membantu ratusan ribu pria dan wanita mencapai kehidupan yang bermakna dan produktif dengan mengembangkan kapasitas mereka yang tersembunyi untuk cinta.

Sebuah buku yang sangat menggemparkan dan tak memihak oleh seorang psikoanalis terkenal Erich Fromm, yang mengupas tuntas cara-cara di mana emosi yang sangat luar biasa itu dapat mengubah arah kehidupan seseorang.Kebanyakan dari kita tidak dapat mengembangkan kemampuan kita untuk mencintai pada satu-satunya tataran yang benar-benar bermakna - sebuah cinta yang penuh dengan kedewasaaan, pemahaman diri, dan keberanian. Belajar mencintai memerlukan latihan dan konsentrasi.

Lebih dari seni apa pun, belajar mencintai membutuhkan wawasan dan pengetahuan tulus. Dalam buku yang menghebohkan ini, Fromm mengupas soal cinta dalam semua aspeknya: bukan hanya cinta romantis, yang begitu terselubung oleh konsepsi-konsepsi palsu, tetapi juga cinta orangtua terhadap anaknya, cinta kepada saudara, cinta erotis, dan cinta kepada Tuhan.

Buku The Art of Loving karya Erich Fromm ini merupakan suatu ‘obat’ akan tergesernya nilai cinta di zaman ini; zaman yang begitu menggemborkan peranan cinta sebagai perasaan pasif, peranan cinta yang ingin dipuja-puji oleh sesama manusia, peranan cinta yang melupakan makna mencintai. Bahkan Fromm pun menyatakan bahwa yang patut dipuja hanyalah Tuhan yang memiliki seluruh alam semesta. Perasaan yang muncul dan kegiatan dalam mencintai adalah bentuk kebahagiaan cinta seutuhnya yang mestilah transedental.
Pesan Sekarang