Jual Buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan

Penulis: Soe Hok Gie
Penerbit: Bentang Budaya,1997
Tebal: 321 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Terjual Semarang
Dua tahun belakangan, pembicaraan perihal ideologi "kiri" mencuat lagi. Buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan karya Soe Hok Gie ini merupakan studi kritis dari skripsi tingkat sarjana di Fakultas Sastra Jurusan Sejarah Universitas Indonesia, yang mencoba membongkar historisitas pertumbuhan ideologi komunis yang berkembang di wilayah Madiun pada 1948.
Seperti diungkapkan Soe Hok Gie (almarhum) -adik kandung intelektual terkemuka Indonesia Dr. Arief Budiman- pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun tumbuh akibat kesenjangan sosial yang muncul semenjak masa Pemerintah Hindia Belanda. Faktor pemberontakan itu pun cukup sederhana, seperti adanya pembangunan rel kereta api yang merajai Tanah Jawa sehingga menggusur eksistensi kereta kuda dan cikar. Maka perhatian per- juangan para intelektual masa itu terkonsentrasi pada keinginan mewujudkan kesejajaran, keinginan berinteraksi sosial secara lazim, tanpa tekanan strukturalisasi dan pengkelasan modern- tradisional.
Lewat buku ini Soe Hok Gie menelusuri masuknya pikiran-pikiran revolusioner-radikal di kalangan kaum muda dan intelektual. Dimulai dengan menceritakan sosok Mas Marco Kartodikromo, wartawan dan seorang terpelajar di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pengetahuannya tentang ide-ide politik dunia Barat dikonfrontasikan dengan realitas penjajahan Belanda, yang menurutnya kejam dan terjadi dalam kesenjangan kehidupan sehari-hari. Mas Marco menuangkan pikiran-pikiran kirinya, antara lain, lewat cerita bersambung di surat kabar dengan judul Rasa Merdika. Semenjak kemunculan Mas Marco Kartodikromo, timbullah fenomena pemberontakan dan perpecahan. Tokoh-tokoh seperti Darsono, Ali Archam, Alimin, dan Muso adalah orang- orang revolusioner yang melanjutkan gerakan Mas Marco Kartodik- romo.
Tentu saja pergolakan perjuangan intelektual Indonesia waktu itu juga terkonsentrasi pada idealitas mewujudkan nilai-nilai dan ideologi yang dianggap progresif-revolusioner. Agaknya semangat revolusioner itu pun berimbas pada pemikiran pemuda dan kaum intelektual radikal. Mereka bahkan terlibat dalam Pem- berontakan PKI Madiun pada 1948.
Pada dua tahun belakangan, bayang-bayang radikalisme terlihat dalam gerakan sekelompok pemuda dan kalangan intelektual tertentu. Buku ini tampaknya pantas disimak, sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui latar belakang munculnya gerakan-gerakan radikal progresif di kalangan pemuda dan intelektual.
Satmoko Budi Santoso
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Daftar Isi
Bab Satu
Tokoh dan Panggung--1
Kaum Komunis Revolusioner-------2
Pemberontakan dan Perpecahan------9
Suasana Sesudah Pemberontakan di Luar Negeri----13
Angin Baru dari Komintern------17
Penyusun Kader-Kader di Dalam Masyarakat-----25
Grup Mahasiswa Eropa----------------29
Grup Digul dan Perkembangan PKI Sibar------33
Bab Dua
Di Bawah Bayonet Jepang dan Desingan Peluru Sekutu-----43
Hancurnya Grup Amir-----43
Bab Tiga
Pemerintahan Sayap Kiri-----67
Pandangan Soetan Sjahrir----68
Bab Empat
Situasi Sosial di Bawah-----129
Pemuda dan Revolusi-----130
Bab Lima
Mimpi-Mimpi Indah yang Telah Berakhir-----165
Perubahan-Perubahan di Dalam----168
Bab Enam
Awal dan Akhir-----239
Pemerintah Fron Nasional di Madiun------241