Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Arkeologi Pengetahuan

Judul: Arkeologi Pengetahuan
Penulis: Michel Foucault
Penerbit: Ircisod, 2012
Tebal: 408 halaman
Kondisi: Buku baru (bagus)
Terjual Bantul


Selepas merampungkan karya-karyanya yang terkenal seperti Madness and Civilization, The Birth of Clinic, atau The Order of Thing, Foucault kembali melahirkan sebuah karya fenomenalnya, yakni The Archeology of Knowledge atau yang kenal sebagai Arkeologi Pengetahuan. Melalui karyanya ini, dia seolah ingin meneguhkan eksistensinya sebagai filsuf murni yang mumpuni di zamannya.

Secara garis besar, pendekatan sejarah arkeologi pengetahuan menitikberatkan pada aspek diskontinuitas peristiwa sejarah yang dikaji. Ini berbeda dengan pendekatan sosiologi pengetahuan yang berambisi selalu ingin memperlihatkan hubungan antara pemikiran dan realitas sosial. Pendekatan buku ini justru sebaliknya. Fakta sejarah, baik dalam bentuknya yang berupa realitas sosial maupun produk pemikiran, ingin dilihat sebagai bagian-bagian yang terkadang terpisah, tetapi dalam beberapa hal menyatu.

Tidak heran bila dalam buku ini Foucault lebih memilih menggunakan terminologi "retakan", "ambang", "batas", "seri", dan "transformasi" untuk melihat peristiwa masa lampau, dan bukan melihat peristiwa sejarah sebagai rangkaian fakta yang selalu "berpengaruh" dan membentuk sebuah gugusan "tradisi".

Foucault juga menyebutkan beberapa perbedaan antara arkeologi pengetahuan dan sejarah pemikiran. Sejarah pemikiran lebih banyak berkonsentrasi pada penemuan pemikiran-pemikiran baru, sedangkan sejarah pemikiran lebih berorientasi pada esensi atau substansi sebuah ide daripada tingkat permukaannya. "Sedangkan arkeologi pengetahuan mengungkapkan seluruh kontradiksi yang terdapat dalam setiap diskursus pemikiran." (halaman 75).

Sebagaimana dijelaskan buku ini, "Kegunaan arkeologi pengetahuan untuk melihat suatu sistem pemikiran atau dalam istilah Foucault disebut formasi diskursif lebih dikenal dengan wacana." (halaman 296). Aplikasinya melewati tiga tahapan: positivitas, apriori historis, dan arsip.

Positivitas adalah tahapan analisis yang dipakai untuk melihat apakah terjadi komunikasi pemikiran antara para tokoh di suatu negara dan tokoh di wilayah lainnya. Tolok ukurnya dapat melalui apriori historis yang terdapat dalam setiap penyataan para pemikir tersebut. Misalnya, apakah apriori historis yang berada dalam nalar pikir dan gerak pemikir Indonesia sama dengan yang dipikirkan tokoh lain di dunia dalam suatu fase sejarah yang sama.

Medium yang digunakan untuk melihat positivitas tersebut adalah "arsip" sebab merupakan sistem pernyataan yang dihasilkan dari apriori historis tiap orang yang saat itu ambil peranan dalam sejarah, sekecil apa pun.

Dalam tema foucaultian, arsip seringkali disebut sebagai sistem pembentukan dan transformasi pernyataan-pernyataan. Maka dari itu, pendekatan arkeologi pengetahuan menitikberatkan pada studi dan analisis pernyataan, sedangkan peristiwa faktual historis ditempatkan sebagai pembanding terhadap pernyataan yang muncul, apakah sesuai atau tidak. Menurut Foucault, "Setiap pernyataan yang sudah berbentuk arsip merupakan fenomena otonom yang di dalamnya sudah terkandung realitas sosial pada saat arsip itu dilahirkan." (halaman 380).

Jadi, sebagai sebuah model analisis sejarah, arkeologi pengetahuan lebih "menghargai" setiap pemikiran yang lahir dalam setiap fase sejarah. Model ini tidak hanya melihat sebuah periode sejarah sebagai bagian dari keseluruhan masa, tapi periode sejarah sebagai kesatuan dari pemikiran-pemikiran yang lahir beserta seluruh dinamika yang terjadi dalam fase itu.

Diresensi Zainul Mun'im, tinggal di Yogyakarta