Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia

Judul: Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia (3 Jilid)
Penulis: Harry A. Poeze
Terbitan: Yayasan Obor Indonesia, 2008
Tebal: 376 halaman, 400 halaman, 381 halaman
Kondisi: Buku stok lama (bagus)
Harga: @ Rp. 100.000 (belum ongkir)
Order: SMS 085225918312


Tan Malaka (1894-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia dengan menggunakan nama samaran sesudah dua puluh tahun mengembara. Ketika itu Jepang sudah menduduki Indonesia. Sebagai revolusioner buangan ia bekerja untuk Komintern (organisasi komunis revolusioner internasional) dan pasca -1927 memimpin partai Repoeblik Indonesia yang ilegal dan dan antikolonial. Karena represi pemerintah Belanda dalam tahun 1930 partai itu menjadi tidak bisa bergerak. Ia tinggal di sebuah kampung kecil di jakarta dan menyibukkan diri dengan menulis karangan teoritis yang besar. Ketika Jepang nyaris menemukan jejaknya, ia menjadi mandor buruh tambang batu bara di daerah terpencil di pantai selatan pulau Jawa. Berpegang pada prinsipnya, is mengorganisasi para pendukungnya di dalam sebuah jaringan radikal yang memperjuangkan Indonesia merdeka.

Buku sejarah selalu bisa membuka fakta tentang masa lalu. Buku karya Harry A.Poeze ini pun demikian. Dia membuka banyak hal tentang tokoh penting negeri ini yang justru penuh kontroversi, Datuk Ibrahim alias Tan Malaka.

Buku ini merupakan buku tiga jilid yang ditulis Harry A. Poeze, sejarawan Belanda. Pada buku ini, Poeze menulis perjalanan Tan Malaka pada kurun masa-masa revolusi melawan Jepang serta pendudukan Inggris bersama Belanda. Tan Malaka berperan penting menggerakkan perlawanan rakyat Indonesia pada keduanya.

Secara incognito, penyamaran demi keamanan dirinya, Tan Malaka mendekati pemuda-pemuds radikal dari Banten, Jakarta, Solo, hingga Surabaya. Tan, bersama pemuda-pemuda, seperti Soekarni dan Adam Malik, ini berusaha meyakinkan Soekarno - Hatta bahwa perlawanan secara radikal merupakan jalan keluar untuk mencapai kemerdekaan 100 persen. Tak ada lagi campur tangan Sekutu yang kembali ke Indonesia setelah mengalahkan Jepang.

Dengan narasi kuat dari ribuan sumber, Poeze membuat kisah dan kiprah Tan Malaka di negeri ini jadi amat menarik. Buku ini wajib dibaca mereka yang ingin tahu sisi lain sejarah negeri ini. Sebab, selama ini, sejarah tentang tokoh-tokoh kiri seperti Tan Malaka ini lebih sering disembunyikan penguasa untuk kepentingan mereka sendiri.