Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempersiapkan Insan Sholih-Akrom: Potret Sejarah dan Biografi Pendiri-penerus Perguruan Islam Mathali'ul Falah Kajen Margoyoso Pati 1912-2012 (1 abad)

Judul: Mempersiapkan Insan Sholih-Akrom: Potret Sejarah dan Biografi Pendiri-penerus Perguruan Islam Mathali'ul Falah Kajen Margoyoso Pati 1912-2012 (1 abad)
Penulis: Jamal Ma'mur, MA, Ali Romdhoni, MA, Munawir Aziz, MA, dan Ratna Andi Irawan, SPdI
Penerbit: Perguruan Islam Mathali'ful Falah, 2012
Tebal: 224 halaman

Pondok pesantren menjadi salah satu pemasok insan sholih bangsa. Mewakili lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, pesantren terus memproduksi generasi bangsa berkualitas. Terbukti, di tengah perubahan gaya berpikir masyarakat (user)-nya, pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan alternatif.

Pesantren mampu mendesain orientasi belajar siswa yang berbeda dari lembaga pendidikan kebanyakan. Yakni belajar dengan tujuan memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat (sa'adutud darain), yang tidak lain adalah tujuan setiap muslim. Nah, Mathali'ul Falah merupakan pondok pesantren yang hadir untuk tujuan itu, dan mampu berkembang mengikuti pergerakan zaman.

Bermula dari langgar (tempat mengaji) hingga kini ada sekolah tinggi di dalamnya. Pendidikan di Mathali'ul Falah dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik mampu mendalami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan Islam secara utuh, serta mampu mengelola lingkungan.

Selain itu, menitiktekankan pada penyiapan peserta didik agar memiliki nilai-nilai keulamaan, mampu menguasai dasar-dasar Islam, mampu mendalami ilmu-ilmu fikih, memiliki kepedulian terhadap kegiatan menyebarkan ilmu (nasyrul ilmi), memiliki kepekaan terhadap kemashlahatan umat, mampu menerapkan pola hidup sederhana, dan memahami nilai-nilai estetika.

Sahal Mahfudz, sewaktu menjadi pengurus dalam era pematangan (1963-2008), telah memodernisasi sistem pendidikan dari model klasikal menjadi modern dengan tetap mengedepankan aspek kekeluargaan. Tidak ada ijazah resmi dari pemerintah. Kalender akademik yang dipakai pun menggunakan penanggalan Hijriah, bukan Masehi.

Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam endorsment-nya menyatakan, "Madrasah ini sangat terkenal dan berpengaruh; termasuk --kalau tidak satu-satunya-- madrasah yang benar-benar mandiri dengan pengertian yang sesungguhnya dalam segala. Mereka yang akan sekolah dengan niat mencari ijazah atau kepentingan-kepentingan di luar 'menghilangkan kebodohan' jangan coba-coba memasuki madrasah ini."

Pendirinya, KH Abdussalam, yang terkenal dengan nama Mbah Salam, mulanya mendirikan madrasah dengan nama Mathali'ul Falah. Berdirinya madrasah (sekolah) yang bebarengan dengan organisasi persyarikatan Muhammadiyah ini bertujuan mempersiapkan kader masa depan Islam yang mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin), mendekatkan diri kepada Allah (akrom), dan memiliki kapasitas profesional (sholih).

Pesantren yang bernapaskan ahlus sunnah waljamaah ini mengalami empat masa perkembangan. Mulai masa perintisan di awal pendirian hingga 1921, era pengembangan (1922-1944), masa peneguhan identitas (kisaran 1949-1963), hingga akhirnya masa pematangan. Pada 1963, Madrasah Mathali'ul Falah resmi menjadi Perguruan Islam Mathali'ul Falah (PIM).

Sejumlah alumni PIM telah memberikan kontribusi di masing-masing bagian lini bangsa. Kiai Sahal Mahfudz bergerak dalam bidang sosial keagamaan (Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat), Imam Aziz mendirikan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) di Yogyakarta, Ulil Abshar Abdalla bergerak dalam kajian keagamaan-kenegaraan, Marwan Ja'ffar dan Badriyah Fayumi menggeluti bidang politik-kenegaraan.

Buku ini adalah kado istimewa dari para penulis atas sejarah biografi pendiri-penerus PIM Kajen Margoyoso Pati 1912-2012, yang tahun lalu genap satu abad. Isinya memperkaya koleksi pustaka terbaru dunia pesantren dalam sejarah lembaga pendidikan di Tanah Air.

Mukhamad Zulfa
Peneliti di Ideastudies IAIN Wali Songo, Semarang