Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kuntowijoyo Metodologi Sejarah

Judul: Metodologi Sejarah
Penulis: Kuntowijoyo
Penerbit : Tiara Wacana,1994
Tebal: 171 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Harga: Rp. 50.000 (belum ongkir)
Order: SMS 085225918312



Di Indonesia historiografi modern dimulai tahun 1957, dimana pada waktu diselenggarakan Seminar Sejarah Nasional Indonesia pertama di Yogyakarta. Tahun ini dianggap sebagai titik tolak kesadaran sejarah baru, sedangkan kurun historiografi tradisional berakhir dengan ditulisnya buku Cristische Beschouwing van de Sejarah van Banten oleh Hoesein Djajadiningrat tahun 1913. Kepustakaan pada waktu itu menekankan lebih banyak kepada peranan orang Eropa dan melihat sejarah Indonesia sebagai sejarah ekspansi Eropa di Indonesia.

Perubahan-perubahan banyak terjadi setelah tahun 1970 baik dalam bagaimana menulis sejarah, juga kegiatan dalam arti yang kongkret, misalnya diwujudkan dalam perkembangan kelembagaan, ideologi, dan substansi sejarah. Masalah lain, ideologi dan substansi  akan disinggung dalam konteks kelembagaan itu. Kategori pertama dari kepustakaan sejarah ialah yang ditulis oleh para sejarawan akademis, yang mana kelompok akademis ini mempunyai tanggung jawab terbesar dalam perkembangan historiografi. Alasannya cukup jelas, karena sejarawan akademis adalah mereka yang paling sadar tentang apa yang dikerjakan, mempunyai pendapat yang penuh pertimbangan apa yang di tulisnya.

Dalam  penulisan sejarah bisa juga menggunakan metode sejarah lisan oleh beberapa sejarawan yang menulis mengenai periode revolusi. Rupanya sejarah lisan semakin mendapat pengakuan sebagai kemungkinan baru untuk dapat diterapkan dalam penulisan sejarah. Sejarah lisan bahkan kadang-kadang menjadi satu-satunya jalan menuju penggalian sumber sejarah.

Sejak tahun 1970 proyek sejarah lisan dirintis oleh Arsip Nasional dan sampai sekarang telah banyak menghasilkan karya. Sebaiknya mengingat pentingnya sejarah lisan untuk kepentingan di daerah-daerah, maka untuk keperluan itu tentu ada baiknya sejarah lisan masuk dalam kurikulum jurusan sejarah. Akan tetapi yang masih terasa berat kemungkinannya adalah keabsahan sumber lisan sebagai sumber sejarah.

Untuk menyusun sejarah suatu tempat apabila masih ada data yang kurang lengkap sekiranya bisa menggunakan sumber lisan. Misalnya menyusun sejarah perkembangan suatu desa, maka tidak mungkin data-data yang digunakan adalah data tertulis semua. Yang berupa data tertulis tetap bisa digunakan, akan tetapi sumber lisan juga tidak kalah pentingnya, karena adanya sumber lisan adalah sumber yang bisa menceritakan dan membahasakan dari bukti-bukti tertulis yang ada di desa tersebut. Misalnya saja nota pajak, surat keluar masuk desa, tentunya akan lebih jelas dengan adanya penjelasan dari sumber lisan. Selain sejarah suatu desa yang bisa menggunakan sumber lisan misalnya sejarah kota, sejarah perekonomian desa, sejarah sosial dan lain-lain.