Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku 1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan

Judul: 1 Abad Muhammadiyah: Gagasan Pembaruan Sosial Keagamaan
Penulis: Tim Majelis Diktilitbang & LPI PP Muhammadiyah.
Penerbit: Kompas, 2010
Tebal: 448 halaman
Kondisi: Stok lama (cukup)
Stok kosong


Dalam ruang epilog buku berjudul 1 Abad Muhammadiyah, Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif merekomendasikan buku ini sebagai pegangan "wajib" pengurus, aktivis, dan simpatisan Muhammadiyah. Buku setebal 448 halaman itu, menurutnya, layak disebut buku sejarah Muhammadiyah.

Maarif juga menjuluki buku ini sebagai buku paling otoritatif di antara semua literatur tentang Muhammadiyah yang ada. Buku disusun berdasarkan periodisasi sejarah eksistensi Muhammadiyah sejak berdiri tahun 1912. Dipetakan juga gagasan pembaruan sosial keagamaan mulai dari kelahiran, perkembangan, hingga transformasi gagasan sosial keagamaan.

Tim Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah bekerja sama dengan  Lembaga Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mulai menyusun buku sejak Muktamar  Ke-41 Muhammadiyah di Solo tahun 1985. Dari panjangnya proses penyusunan, tak heran jika buku ini menyajikan kelengkapan data serta kaya dengan sajian pembaruan pemikiran. Sayang, buku ini tidak dilengkapi foto atau gambar.

Sejarah Muhammadiyah di buku ini diawali pemaparan konteks sosial keagamaan umat Islam ketika Muhammadiyah berdiri. Muhammadiyah lahir untuk merespons kondisi sosial keagamaan umat Islam yang tidak lagi mempraktikkan agama secara murni, bertabur mistisisme dalam ritual keagamaan, sementara akal tidak berdaya menghadapi tradisi yang penuh kepasifan.

Selanjutnya, buku ini bercerita tentang periode kepemimpinan KH Ahmad Dahlan  (1912-1923) yang memberikan tekanan kuat pada legitimasi sosial, politik, agama, dan kultur bagi Muhammadiyah. Gagasan pembaruan Muhammadiyah pada berbagai bidang memang tidak bisa dilepaskan dari pribadi satu ini.

Pada periode kepemimpian Ahmad Dahlan, muncul gagasan besar Muhammadiyah seperti perbaikan arah kiblat, pelibatan perempuan dalam kegiatan publik, pendirian PKU (Pertolongan Kesengsaraan Umum) Muhammadiyah, serta panti yatim piatu. Ahmad Dahlan tidak punya pengalaman pendidikan Barat, tetapi memberi ruang yang luas bagi gerbang rasionalitas melalui ajaran Islam.

Semangat rasionalitas itu tidak bisa dilepaskan dari gerakan pembaruan di Timur Tengah yang diprakarsai Djamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Gerakan di Timur Tengah inilah yang menginspirasi gerakan pembaruan Ahmad Dahlan dan membuka pintu ijtihad dan menolak segala bentuk taklid, takhayul, bidah, dan khurafat.

Modernisasi di bidang pendidikan yang dilakukan Ahmad Dahlan antara lain pengembangan sekolah yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan agama dengan pendidikan umum. Inilah pertama kalinya pengajaran pendidikan umum diberikan kepada murid di sekolah Islam.
          
Gerakan pemikiran
Dalam tulisan prolognya, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Abdul Munir Mulkhan mengungkapkan, pembelaan terhadap kaum miskin dan tertindas sejatinya sudah menjadi bagian integral dari perjalanan sejarah Persyarikatan Muhammadiyah. Berbagai amal usaha benar-benar menyentuh kalangan bawah, mulai dari kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Buku ini juga memaparkan pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah sepeninggal Ahmad Dahlan. Maarif menambahkan, Muhammadiyah sejak awal  tidak dirancang sebagai gerakan intelektual, tetapi perkembangan zaman setelah menempuh perjalanan satu abad jelas mengharuskan Muhammadiyah menyusun strategi ke arah itu.

Menurut Maarif, pluralisme menjadi prasyarat bagi subur dan berkembangnya gerakan intelektual di muka bumi. Melemahnya gerakan intelektual di dunia Muslim sejak 5-6 abad lalu lebih karena prasyarat pluralisme itu tak lagi terpelihara, bahkan sampai batas-batas yang jauh telah tertindas.

Jika Muhammadiyah mampu menampilkan diri sebagai gerakan pemikiran yang menjadi bagian dari amal saleh, Maarif meyakini sumbangan Muhammadiyah untuk Indonesia ke depan akan lebih bermakna.