Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Greendeen: Inspirasi Islam dan Menjaga dan Mengelola Alam

Judul: Greendeen: Inspirasi Islam dan Menjaga dan Mengelola Alam
Penulis: Ibrahim Abdul-Matin
Penerbit: Zaman, 2012
Tebal: 320 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: RP. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312

Bumi adalah pijakan manusia untuk melangsungkan fase kehidupan dunia. Di bumi ini, manusia hidup dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan bumi. Segala fasilitas itu sangat mencukupi untuk kebutuhan seluruh umat manusia. Sebagaimana diutarakan Mahatma Gandhi, alam telah cukup menyediakan kebutuhan bagi umat manusia, kecuali mereka yang serakah. Itu sebabnya, umat manusia berkewajiban menjaga bumi ini dari kerusakan demi kelanggengan eksistensinya.

Untuk itulah, Ibrahim Abdul-Matin lewat bukunya ini mengonsepkan sebuah dasar pelestarian. Konsep tersebut adalah "greendeen", yang secara harfiah berarti "agama hijau". Dalam hal ini, gerakan hijau oleh Ibrahim dikaitkan dengan ajaran agama (Islam), yang pada dasarnya mengajarkan kearifan-kearifan untuk menjaga bumi tetap hijau (lestari).

Selain sebagai agama secara spiritual dan sosial, Islam juga universal terhadap kondisi alam atau bumi ini. Islam adalah agama yang sangat peduli pada lingkungan ketika berbagai dalil diuraikan dan disarikan dari teks ajarannya. Banyak ayat Al-Quran dan hadis yang menerangkan tentang alam (kauniyah), kerusakan bumi karena keserakahan manusia, dan sebagainya.

Islam tidak hanya menaruh perhatian pada persoalan spiritual dan interaksi dengan sesama, melainkan juga menginspirasi umat untuk peduli pada alam. Al-Quran menyebut manusia sebagai "khalifah" atau wakil Tuhan untuk melaksanakan titah-Nya di bumi, termasuk menjaga dan merawat bumi (halaman 8).

Dengan demikian, Islam sebagai agama telah menginteraksikan dan mengintegrasikan hubungannya dengan berketuhanan, berkemanusiaan, dan berkealaman. Trilogi ini merupakan bentuk satu kesatuan yang mewujud dalam ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Fondasi keberagamaan (Islam) itu merupakan konsep dasar ajaran moral-spiritual umat manusia yang hendaknya dijadikan falsafah kehidupan. Di sinilah konsep agama hijau yang diusung dalam pemikiran ini.

Agama hijau merupakan jalan rohani sekaligus jalan ilmiah. Salah satu fakta yang kurang dipahami mengenai Islam adalah bahwa Islam bersesuaian dengan ilmu pengetahuan. Tidak ada pertentangan antara ajaran Islam dan ilmu pengetahuan. Tuhan, melalui para nabi dan kitab suci, memberikan perintah yang jelas kepada manusia untuk menjaga bumi. Perintah ini bersifat rohani sekaligus ilmiah. Berkat ilmu pengetahuan, manusia menjadi lebih mengetahui tentang penciptaan dan cara terbaik untuk menjaganya.

Dengan demikian, Islam mengisyaratan setidaknya enam prinsip etis dalam keterkaitannya dengan bumi atau alam semesta, yakni tauhid (kesatuan Tuhan dan ciptaan), ayat (tanda-tanda Tuhan), khalifah (penjaga di bumi), amanah (kepercayaan Tuhan), 'adl (menegakkan keadilan), dan mizan (kehidupan yang seimbang dengan alam). Keenam prinsip etis itu ditekankan oleh Islam dalam upaya menjaga dan melestarikan bumi atau alam ini.

Dalam realitasnya, manusia memang dianugerahi pikiran dan nafsu. Dua hal ini merupakan satu kesatuan yang digunakan manusia untuk bertindak. Namun terkadang nafsu manusia lebih dominan dalam mengendalikan tindakan, sehingga pikiran pun digunakan untuk mengikuti alur nafsu yang negatif. Hal itu bisa dibuktikan dalam tindakan manusia mengeksploitasi alam sehingga tidak jarang mengakibatkan bencana alam.

Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, erosi, dan sebagainya tentu merupakan akibat perbuatan manusia. Hal itu pun jelas diprediksi oleh kitab suci (Al-Quran) dalam ayat-ayatnya tentang kerusakan bumi akibat ulah manusia yang serakah dan hanya mengedepankan nafsu hewani. Mengamalkan prinsip agama hijau berarti mengambil jalan yang jarang dilalui. Itu berarti melandaskan iman kepada Sang Pencipta saat membuat berbagai pilihan dalam mengelola alam.

Membaca buku ini, kita diajak menyelami konsep agama hijau yang pada dasarnya merupakan bentuk sinergi antara agama dan alam atau bumi. Di sisi lain, buku ini juga merupakan tanggapan atas gerakan lingkungan yang terlampau disekulerkan (dilepaskan dari agama). Padahal, semangat penyelamatan lingkungan mestinya muncul dari kalangan beragama. Ia mengajak umat beragama bekerja untuk melindungi planet ini dengan landasan keimanan.

Supriyadi
Pengamat sosial pada Yayasan Ali Maksum, Yogyakarta