Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Penjelasan Sejarah Kuntowijoyo

Judul: Penjelasan Sejarah (Historical Explanation)
Penulis: Kuntowijoyo
Penerbit: Tiara Wacana, 2008
Tebal: 196 halaman
Kondisi: Buku baru (segelan)
Harga: Rp. 45.000 (belum ongkir)
Order: SMS 085225918312 

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Bila seorang intelektual wafat, niscaya dia mewariskan ilmu kepada khalayak. Begitu agaknya sebutan paling pas untuk buku ini. Sebab inilah karya terakhir Kuntowijoyo sebagai pakar sejarah sebelum ia wafat.

Tak seperti kebanyakan karyanya, kalau bukan novel dan cerpen atau tulisan ilmiah populer, buku ini boleh dibilang serius: buku teks sejarah. Ini merupakan karya terakhir dari trilogi buku teks sejarah yang ditulisnya sebelum wafat. Sebelum ini, ia menulis buku teks Metodologi Sejarah (terbit 1994) dan Pengantar Ilmu Sejarah (terbit 1995).

Karya ini pun boleh dibilang menjadi bagian pelengkap sekaligus lanjutan Metodologi Sejarah dan Pengantar Ilmu Sejarah. Berbeda dari kedua buku sebelumnya, di sini ia khusus membahas tentang salah satu aspek teori sejarah, yakni teori penjelasan sejarah.

Di sini, Kuntowijoyo mencoba memaparkan sebuah peta ihwal bagaimana para sejarawan bekerja. Dalam pemaparan itu, ia membedah tak kurang dari 60 buku teks sejarah karya sejarawan dalam dan luar negeri. Ia menguraikan tak kurang dari sembilan model pendekatan penjelasan sejarah dalam dimensi teoretis dan metodologis kajian sejarah.

Pada bagian awal-awal, Kuntowijoyo seperti mewanti-wanti bahwa penjelasan sejarah bukan sekadar penjelasan kausal alias sebab-akibat sebagaimana ditekankan banyak pakar. Sebab, ia berpendapat, berpegang pada penjelasan kausal semata, dengan meninggalkan model penjelasan lainnya, berarti mereduksi hakikat ilmu sejarah.

Ia pun menawarkan tiga pegangan lain untuk memasuki wilayah itu. Pertama, penjelasan sejarah adalah menafsir dan memahami (hermeneutics dan verstehen). Kedua, penjelasan sejarah adalah penjelasan tentang waktu yang memanjang. Ketiga, penjelasan sejarah adalah penjelasan peristiwa tunggal.

Ia juga menuturkan tentang enam kaidah penjelasan sejarah: regularitas atau keajekan, generalisasi, metode statistik, periodisasi, naratif, dan multitafsir. Kaidah keajekan, misalnya, dimaksudkan sebagai cara menjelaskan hubungan sebab-akibat suatu peristiwa. Sedangkan metode statistik dan generalisasi merupakan dua kaidah yang berhubungan, yang biasa muncul dalam model penjelasan sejarah kuantitatif.

Lewat buku ini, secara umum Kuntowijoyo dinilai berhasil mempertemukan penjelasan sejarah yang lama menjadi perdebatan kelompok positivis dan idealis ihwal pendekatan sejarah. Kaum positivis, antara lain, diwakili Karl Popper dan kaum idealis diwakili Wilhelm Dilthey. Mereka mempertengkarkan soal boleh tidaknya generalisasi atau hukum dalam penjelasan sejarah. Juga tentang ada tidaknya perbedaan mendasar secara metodologis antara sejarah dan ilmu alam.

Naskah buku ini sebenarnya belum 100% rampung ketika Kuntowijoyo wafat pada 22 Februari 2005. Sebab, menurut penerbitnya, masih ada dua buku lagi yang belum sempat dibedah. Yang satu, karya Peter Laslett, The World We Have Lost: England Before the Industrial Age. Satu lagi karya Samuel P. Hays, The Response to Industrialism 1885-1914.

Demikian pula, seperti dicatat Prof. Djoko Suryo dalam kata pengantarnya. Guru besar sejarah Universitas Gadja Mada, Yogyakarta, itu melihat masih ada sisi yang belum disinggung Kuntowijoyo dalam penjelasan sejarahnya ini. Satu di antaranya adalah wacana yang berkaitan dengan pendekatan dekonstruksi sejarah.

Walau demikian, ketidaksempurnaan itu tak mengurangi keutuhan bahasannya soal penjelasan sejarah atau analisis sejarah ini. ''Hal ini tidak mengurangi substansi pokok penjelasan sejarah yang disajikan dalam buku ini sebagai pegangan untuk memahami penjelasan sejarah yang berlaku dalam kajian sejarah selama ini,'' tulis Prof. Joko.

Yang jelas, karya terakhir Kuntowijoyo yang juga mencorong namanya sebagai novelis ini sangat bermanfaat. Bukan saja bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti sejarah, melainkan juga bagi mereka yang berminat memahami bidang sejarah. Apalagi, seperti pada semua karyanya, Kuntowijoyo sanggup menyajikan ''gagasan serius dan berat'' dalam uraian yang populer dan mudah dipahami.

Oleh: Erwin Y. Salim